DEMO DI KANTOR GUBERNUR KEPRI

Demo Mahasiswa di Depan Kantor Gubernur Kepri Dikawal 137 Personel Polresta

Penulis: Alfandi Simamora
Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pengamanan di depan Kantor Gubernur Kepri saat sejumlah mahasiswa dari PMII Tanjungpinang gelar demo, Senin (16/10/2023)

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Polresta Tanjungpinang menurunkan 137 personel amankan aksi unjuk rasa yang dilakukan Mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang di depan Kantor Gubenur Kepulauan Riau (Kepri), Dompak, Kota Tanjungpinang, Senin (16/10/2023).

Dalam aksi itu pihak kepolisian juga menurunkan mobil taktis water cannon.

Sejumlah personel tampak berada di sejumlah lokasi di area Kantor Gubernur Kepri.

Selain itu, tim dari Satpol PP juga ikut serta mengamankan situasi di lapangan.

Kabagops Polresta Tanjungpinang, Kompol Hadi menuturkan, dalam aksi unjuk rasa saat ini, pihaknya melakukan pengamanan sesuai dengan protap.

"Kita melakukan pengamanan sesuai dengan protap dengan jumlah sebanyak 137 personel Polresta Tanjungpinang yang diturunkan," katanya.

Baca juga: PPTK Fly Over Tanjungpinang Temui Mahasiswa yang Demo di Depan Kantor Gubernur

Hadi menjelaskan, dalam pengamanan itu juga dibantu personel dari Satpol PP di lokasi.

"Jadi selain personel dari Polresta Tanjungpinang, dalam aksi itu juga dibantu dari Satpol PP," jelasnya.

Sementara itu sebelumnya diberitakan, mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang menggelar aksi di Kantor Gubenur Kepulauan Riau (Kepri), Dompak, Tanjungpinang.

Massa aksi tampak menyuarakan aspirasi di depan portal masuk Kantor Gubenur.

Sejumlah pihak kepolisian dan Satpol PP juga tampak berbaris berhadapan dengan massa aksi.

Orator aksi, Andi menyampaikan, tuntutan aksi berkaitan dengan pembangunan jembatan Fly over di Tanjungpinang dan keuangan Baznaz Kepri yang diduga tidak sesuai yang dianggarkan.

Baca juga: BREAKING NEWS, Mahasiswa Gelar Demo di Depan Kantor Gubernur Kepri Tanjungpinang

Terhadap pembangunan jembatan, menurut massa aksi, anggaran yang telah dikucurkan sebesar Rp 60 miliar itu menjadi sia sia bila hanya untuk membangun jembatan.

Padahal keberadaan jembatan, tidak menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat Tanjungpinang.

“Apalagi kalau dibilang jembatan fly over itu sebagai ikon. Ikon Tanjungpinang bukan jembatan, tapi gonggong,” tutupnya.(tribunbatam.id/Alfandi Simamora)

Berita Terkini