"Mengapa kita buka lebih lama di hari Minggu, sebab banyak orang yang berlibur ke Trikora dan melintas di sini, sehingga pembeli lumayan ada di hari Minggu," ungkapnya.
Memang tidak setiap hari ada orang yang membeli perkakas dapur di tempatnya.
Terkadang tidak ada sama sekali, intinya tidak menentu.
Seperti hari ini contohnya, masih baru dua orang yang memesan untuk ditempah, dan beli yang sudah jadi di sini belum ada.
Pandai besi kini jadi pekerjaan utama Sofian. Berkat kerja ini ia mampu menghidupi keluarga kecilnya.
"Saya memiliki dua anak. Satu sudah duduk di bangku SMP satu lagi masih SD. Alhamdulillah saya masih bisa membiayai mereka termasuk makan minum dari hasil pandai besi," katanya.
Disinggung soal penghasilan, Sofian enggan membeberkannya. Ia hanya bilang namanya usaha tak menentu. Namun cukup menjanjikan.
"Iya terkadang ada terkadang tidak ada. Tapi namanya kita sudah usaha rezeki pasti ada saja. Nyatanya sampai sekarang saya masih bisa penuhi kebutuhan," ucapnya.
Meski berpenghasilan tak menentu, Sofian tetap semangat dan bersyukur atas rezeki yang ia dapat saat ini.
"Saya tetap berusaha dan berdoa. Saya tak pernah mengeluh meskipun terkadang tak ada pengasihan sama sekali," tuturnya.
Sofian mengaku bakal melakoni profesi ini hingga batas waktu yang belum ditentukan.
(TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)