MATA LOKAL CORNER

Debat Cawapres Bisa Tunjukkan Karakter, TKD Ganjar Mahfud Sebut Masyarakat Bisa Menilai

Editor: Eko Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua TKD Ganjang-Mahfud Batam Nuryanto saat menjadi narasumber di Mata Local Corner, Tribun Batam, Kamis (25/1).

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tim Kampanye Daerah (TKD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Ganjar-Mahfud, Nuryanto mengatakan melalui debat Cawapres keempat beberapa waktu yang lalu masyarakat bisa menilai calon pemimpin yang berkarakter. Dalam debat ini Cawapres harus bisa meyakinkan programnya seoptimal mungkin.

"Intinya harus menunjukkan kapasitas sebagai Cawapres. Antara pertanyaan dan jawaban bisa menjelaskan dan menerangkan," ujar Nuryanto dalam Mata Local Corner (MLC) Tribun Batam, Kamis (25/1/2024).

Ia menilai penampilan Mahfud MD dalam memberikan jawaban dan pertanyaan sangat tepat dan substansi. Tanpa merendahkan orang lain dan menghormati.

"Kalau masa penilaian namanya persepsi sah-sah saja. Mas Gibran tinggi, tapi sentimen negatifnya karena dianggap tak sopan, kurang adab, kurang etika. Sikap ini terbentuk biasanya pengaruh lingkungan sekitar. Lingkungan terbesar itu adalah keluarga," ujar pria berkacamata ini.

Nuryanto melanjutkan apabila sikapnya orang muda seperti penampilan debat Gibran, maka masyarakat diharap untuk mengerti. Itulah sebabnya Capres Cawapres minimal usia 40 tahun.

"Pemimpin itu jadi contoh. Kita tak mau punya calon atau pemimpin banyak tersorot. Kita memilih pemimpin yang punya kapasitas dan kemampuan. Tidak diributi oleh perilaku-perilaku tak penting. Orang muda tengil, nakal-nakal biasa. Ini mudanya kita mau jadi pemimpin," katanya.

Baca juga: Debat Cawapres Keempat Tidak Panas, TKD Prabowo Gibran Singgung Gaya Anak Muda

Baca juga: Mata Lokal Corner, Debat Cawapres Sepanas Debat Capres

Nuryanto menilai Mahfud siap kapasitas dan pengalamannya. Sehingga jawabannya juga sopan dan tegas.

"Debat ini bukan guyonan atau ledekkan. Dilihat oleh seluruh dunia. Yang malu itu negara bukan personalnya. Perilaku, ucapan, tindakan pengaruh ke Indonesia. Kalau debat temanya apa, dijawab Tas Tes," katanya.

Sementara perihal soal ketahanan pangan, Nuryanto mengatakan dalam 21 program Ganjar Mahfud, yaitu Petani bangga bertani. Ketahanan pangan ini usernya adalah petani.

"Mau buka lahan sebanyak apapun kalau tak ada petaninya kayak apa. Berarti harus dicari petaninya dan dibekali dengan skill. Kalau sudah ada lahannya, berarti harus ada sarana dan prasaranya, kemudian bibitnya, pupuknya. Masak petani harus buat pupuk sendiri," katanya.

Nuryanto menegaskan peran negara penting. Bahkan pejabat negara sudah studi banding ke negara-negara agraria dan maritim. 

"Sawahnya tak ada, petaninya malas, bibitnya sama pupuknya susah. Jadi programnya Ganjar Mahfud memiliki program petani bangga bertani. Petani harus diangkat setinggi-tingginya. Dibantu memfasilitasi marketingnya. Bukan dibeli murah karena ada mafia," katanya. 

Nuryanto juga menanggapi perihal statemsnt Presiden Joko Widodo memperbolehkan kampanye dan politik asal jangan menggunakan fasilitas negara. Menurutnya Negara ini adalah penyelenggara pemilu. Yang mengadakan demokrasi adalah negara. Panitianya KPU dan Bawaslu.

"Harusnya netral. Presiden itu mewakili negara. Presiden ikut kampanye itu maknanya apa. Kalau negara atau pemerintah ikut kampanye itu kontraproduktif. Biarlah masyarakat yang menilai. Saya sependapat sama Mas Surya. Negara itu harus netral. Saya pun bingung menilainya," katanya.

Nuryanto menilai kalau Kepala Negara ikut kampanye tak ada yang menjamin negara. Ini menjadi rujukan dan efeknya besar.

"Saya kasihan dengan KPU dan Bawaslu. Kalau penguasanya tidak taat aturan siapa pengontrolnya. Pemimpin itu contoh. Kita berharap pemimpin itu bersih. Bingung panwasnya," katanya (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

 

Baca berita lainya di Google News

Berita Terkini