TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Kematian Een Jumianti korban pembunuhan oleh kekasihnya secara sadis membuat rekan-rekan semasa sekolah putih abu-abu di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menggelar aksi open donasi peduli #Kamibersamaeen.
Dalam postingan yang beredar di media sosial, open donasi dikirimkan langsung melalui nomor rekening BNI atas nama Rifda Nurul Aini 1371393273.
Een Jumianti, seorang mahasiswi Unversitas Trunojoyo Madura (UTM) sebelumnya tewas oleh kekasihnya, Moh Maulidi Al Izhaq (21) menyisakan duka bagi keluarganya di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Pembunuhan Een Jumianti oleh kekasihnya ini terjadi setelah Almarhumah yang tengah berbadan dua meminta agar pelaku mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Bukannya bertanggungjawab, pelaku pembunuhan Een Jumianti ini malah menghabisi nyawa korban di tepi jalan yang sepi dan gedung kosong dengan cara sadis lalu membakar jasadnya.
Baca juga: Pembunuhan Mahasiswi Een Jumianti, Keluarga di Karimun Kepri Minta Pacar Korban Dihukum Mati
"Untuk keluarga almh Een Jumianti yang ditinggalkan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan oleh Allah SWT. Bagi yang sudah mengirimkan sumbangan bisa konfirmasi ke 0823-8951-7063," tulis dalam postingan tersebut.
Rifda Nurul Aini yang dikonformasi mengatakan jika Almarhumah Een Jumianti merupakan alumni SMA Negeri 2 Karimun.
"Saya memang rekan korban saat masih SMA, semenjak kuliah kami udah pisah pulau, kebetulan korban juga pindah ke Jawa, jadi saya hanya nerima donasinya aja untuk di serahkan ke keluarga korban," ujar Rifda, Rabu (4/12/2024).
Meskipun open donasi kepedulian, sebagai rekan korban Rifda tidak mengetahui secara pasti pihak keluarga yang ada di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
"Kalau itu saya kurang tahu detail masih ada atau enggaknya. Saya temen satu sekolah cuman beda kelas aja," ujarnya.
Baca juga: Pengakuan Guru Een Jumiati Mahasiswi Asal Karimun yang Tewas Dibunuh, Dulu Sekolah di SD 004 Meral
Ia menambahkan jika donasi mereka buka sampai 6 Desember 2024.
"Kalau turun ke lapangan mungkin gak ada karena kami teman-teman almarhumah udah banyak tidak di Karimun hanya sebagian saja," sebutnya.
Perekonomian pihak keluarga dinilai kurang mampu, hal itu diketahui saat kedua orangtua korban sempat menjual rumahnya untuk biaya pendidikan dan pindah ke Jawa. (TribunBatam.id/Yeni Hartati)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News