Teguh juga menyarankan warga untuk menggunakan masker jika terjadi hujan abu karena dapat membahayakan kesehatan.
Masyarakat yang bermukim di sekitar lemba atau bantaran dan aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar tetap mewaspadai potensi atau ancaman bahaya lahar atau banjir lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).
Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
Masyarakat diminta untuk selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
Baca juga: Gunung Marapi Erupsi, BMKG Rekomendasikan Bandara Minangkabau Ditutup
Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, dan Kabupaten Agam agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi di Jl. Prof. Hazairin No.168 Bukittinggi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.
Masyarakat dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Marapi melalui website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id, website PVMBG https://vsi.esdm.go.id, website Magma Indonesia https://magma.esdm.go.id, aplikasi Magma Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore, atau melalui media sosial PVMBG (facebook, twitter, dan instagram @pvmbg_).
Pada 3 Desember 2023 lalu, Gunung Marapi erupsi yang mengakibatkan 23 pendaki tewas.
Setelah itu, gunung ini terus mengalami erupsi dan melontarkan abu vulkanik.
Bencana akibat aktivitas Gunung Marapi juga berlanjut dengan terjadinya banjir lahar pada Sabtu (11/5/2024), yang menewaskan 60 warga di wilayah Tanah Datar, Agam, dan Padang Pariaman.
[ tribunbatam.id ]
sumber: tribunpadang.com