Ia tak kuasa menahan kesedihan melihat anak sulungnya terbujur kaku, sementara anak bungsunya masih terbaring lemah di ruang perawatan.
Sekira pukul 21:58 WIB, tangisnya juga terdengar saat ambulans jenazah tiba.
Beberapa keluarga tampak mencoba menenangkannya, namun duka yang mendalam tak mudah disembunyikan.
Sang ayah tampak lebih tegar, berusaha menguatkan keluarga dan memastikan seluruh prosesi berjalan dengan lancar.
Tapi sorot matanya menyimpan luka yang tak terucap.
Sambil menerima kedatangan kerabat yang datang memberikan pelukan hangat dan doa.
Sebagai informasi, anak kedua dari 3 bersaudara ini bekerja di bagian bongkar muat di kawasan Batuampar.
"Kalau beliau ini kerja bagian bongkar muat di Batuampar," kata rekan korban yang enggan disebutkan namanya.
Dia tak menyangka bahwa rekan mainnya di rumah ini harus berpulang terlebih dahulu.
"Tentu masih enggak percaya. Biasanya temen nongkrong di komplek kan," tambahnya.
Menurut informasi di lapangan, kecelakaan terjadi sekira pukul 17.45 WIB.
Sebuah truk lori diduga mengalami rem blong dan menabrak sejumlah pengendara yang sedang berhenti di simpang lampu merah Tiban.
Kedua bersaudara itu termasuk dalam barisan kendaraan yang tertabrak.
Kondisi Roy, sang adik, masih belum stabil. Ia mengalami luka berat dan saat ini ditangani tim medis secara intensif.
Dibalik tangisan mengiri kepergian sang abang, masih ada sang adik yang berjuang untuk melewati masa koma di ruang emergency. (Ian)
Baca berita Tribunbatam.id lainnya di Google News