TRIBUNBATAM.id - Insiden pesta minuman keras oplosan yang menewaskan dua narapidana di Lapas Kelas II A Bukittinggi, Sumatera Barat menjadi sorotan publik.
Bahkan, puluhan narapidana harus dilarikan ke rumah sakit akibat menenggak oplosan alkohol bekas parfum tersebut.
Anggota Komisi XIII Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mafirion, ikut menyoroti kejadian yang menimpa narapidana pada Kamis (1/5/2025).
Mafirion merasa prihatin atas peristiwa pesta minuman keras oplosan yang menewaskan dua narapidana.
Lantas Mafirion menanyakan terkait pengawasan di Lapas Kelas II A Bukittinggi, Sumatera Barat.
“Kami prihatin dengan peristiwa ini. Bagaimana mungkin lembaga yang seharusnya mampu memberikan pengawasan maksimal terhadap narapidana malah kecolongan dengan peristiwa ini," kata Mafirion dalam keterangannya, Sabtu (3/5/2025).
Mafirion menyebut Komisi XIII DPR akan segera memanggil jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas).
Mulai dari Direktur Jenderal, Sekretaris Ditjen, para direktur, hingga Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Ditjenpas dari seluruh Indonesia akan dipanggil.
Tujuannya agar mengurai benang kusut persoalan pengawasan dan pembinaan di lembaga pemasyarakatan.
Mafirion menilai, lemahnya pengawasan membuat napi leluasa memperoleh alkohol yang seharusnya digunakan dalam program kemandirian berupa pembuatan parfum.
Alkohol tersebut kemudian dicampur dengan minuman sachet, es batu, dan air hingga menjadi miras oplosan yang dikonsumsi secara bersama-sama.
“Satu kasus belum juga usai diselidiki, tetapi muncul masalah baru di Lapas yang lain. Ini persoalan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tahun 2025 ini sudah terjadi beberapa kasus. Mau sampai kapan kasus demi kasus terjadi akibat longgarnya pengawasan sehingga barang-barang terlarang seperti miras dan narkoba bisa masuk dengan bebas di Lapas dan Rutan?" tegasnya.
Baca juga: Keracunan Massal di Lapas Bukittinggi Gegara Oplosan Bekas Bahan Parfum, 1 Napi Tewas dan 11 Kritis
Terkait peristiwa di Lapas Bukittinggi, Mafirion meminta agar dilakukan investigasi menyeluruh pihak Ditjenpas Sumatera Barat.
Dia menekankan pentingnya transparansi dan pertanggungjawaban dari seluruh pihak yang terlibat.
“Jangan anggap remeh kasus kematian yang dialami napi. Bagaimana pun mereka adalah manusia sehingga pengawasan dan perlindungan mereka di dalam Lapas juga harus menjadi perhatian. Mereka juga punya keluarga. Saya minta kasus ini diusut tuntas tanpa ada intervensi dari siapapun,” tuturnya.