"Kalau sekarang tergantung lubang, kayak kemarin di Katapang itu cuma puluhan ribu," lanjutnya.
Pukul 10 pagi, Hasan sudah berada di kebun.
Tiga jam dihabiskan untuk mencairkan aspal menggunakan kompor gas dan ember.
Setelah terurai, ia menuangkannya ke lubang yang sebelumnya sudah dibersihkan dan dilapisi lem.
Ya, proses pengolahan aspal dilakukan sejak pagi hingga siang, dan pencairan aspal bisa memakan waktu 2–3 jam.
"Kalau dari awal ngonten sampai saat ini, saya suka tandain kalau lagi cari penumpang dari Ciwidey ke Kota Bandung, saya fotoin," ujar Hasan.
Proses penambalan memakan waktu sekitar 20–30 menit per lubang.
Sebelumnya, lubang dibersihkan, diberi lem, lalu ditambal aspal cair.
"Kalau untuk pengerjaan di lapangan itu paling 20 menit sampai 30 menit lah."
"Yang lama itu dari proses mencairkan aspalnya. Biasanya bisa sampai 2 atau 3 jam," tuturnya.
Dalam dua pekan terakhir, Hasan telah menambal sejumlah jalan berlubang di kawasan Ciwidey, Katapang, dan Soreang.
Aksinya mendapat respons positif dari masyarakat dan rekan ojol.
"Sekarang mah sendiri dulu aja. Tapi antusiasnya warga dan rekan ojol itu luar biasa," katanya.
Sebagian warga sempat mengira Hasan merupakan bagian dari petugas pemerintah.
"Banyak, ada yang nanya dari pihak pemerintah atau bukan, ada yang memvideo, ada yang berterima kasih, ada yang nyuruh juga."