Namun, harapan akan adanya keputusan bulat menghadapi rintangan besar.
AS diperkirakan akan menggunakan hak vetonya jika rancangan resolusi itu dianggap mengancam kepentingannya.
Baca juga: Amerika Serikat Mulai Khawatir , Minta China Tekan Iran agar Selat Hormuz Tetap Dibuka
Korban Sipil Berjatuhan, Iran Siapkan Balasan Lebih Besar
Hingga kini, Iran dan Israel masih terlibat baku serang udara yang menewaskan lebih dari 430 warga Iran dan melukai 3.500 lainnya.
Sementara itu, Iran membalas dengan meluncurkan rudal ke berbagai wilayah Israel, menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai ratusan warga sipil.
Sebagai respons atas serangan AS, Iran juga menembakkan 19 rudal ke arah Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar, salah satu pangkalan militer terbesar AS di Timur Tengah.
Mayor Jenderal Qatar, Shayeq Al Hajri, menyebut satu rudal berhasil menghantam fasilitas militer, meski tidak menyebabkan korban jiwa.
“Tujuh rudal pertama berhasil dicegat. Namun dari 12 rudal lanjutan, satu berhasil lolos dan mengenai pangkalan,” jelasnya.
Sementara itu, Presiden Donald Trump justru menyebut hanya 14 rudal yang ditembakkan dan semuanya berhasil dicegat, menyiratkan perbedaan narasi antara militer AS dan sekutunya.
PBB Peringatkan Dunia: Ini Titik Belok Berbahaya
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dalam sidang darurat DK PBB, menyatakan bahwa situasi di Timur Tengah telah memasuki fase "titik belok berbahaya", yang membutuhkan tindakan cepat dan tegas dari komunitas internasional.
“Kita harus segera menghentikan pertempuran dan membuka kembali jalur diplomasi terkait program nuklir Iran,” seru Guterres di hadapan anggota dewan.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, juga mengkritik keras AS dan membandingkan kondisi saat ini dengan invasi Irak tahun 2003, ketika AS mengklaim keberadaan senjata pemusnah massal yang belakangan terbukti tidak ada.
“Kita kembali diminta percaya pada dongeng Amerika. Ini bukti AS tak pernah belajar dari sejarah,”sindirnya.
Di sisi lain, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menolak kritik tersebut dan menyebut bahwa AS dan Israel layak mendapat penghargaan, bukan kecaman.