TRIBUNBATAM.id - Insiden pengeroyokan terhadap perwira TNI Angkatan Laut (AL), Letda Laut Abu Yamin (53) di Terminal Arjosari, Kota Malang, memberikan efek domino.
Seperti diketahui, Abu Yamin dikeroyok sejumlah orang yang merupakan juru panggil penumpang (jupang) hingga mandor pada Kamis (26/6/2025), sekira pukul 19.30 WIB.
Sementara pihak kepolisian sudah mengamankan tiga pelaku pengroyokan Abu Yamin hinga babak belur tersebut.
Kabarnya pungutan liar (pungli) menjadi penyebab sejumlah orang menghajar Abu Yamin.
Setelah insiden tersebut, warga Kelurahan Arjosari Kota Malang menggelar aksi demo di Terminal Arjosari, Selasa (1/7/2025).
Ternyata warga Arjosari memang sudah resah dengan aksi premanisme dan pungli di sekitar terminal.
Oleh karena itu, warga Arjosari menolak premanisme dan telah membuat tujuh poin kesepakatan dengan pihak Terminal Arjosari.
Koordinator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Arjosari, Ali Said, mengakui bahwa insiden tersebut menjadi bukti aksi premanisme di terminal.
Selain itu, Ali Said juga menjelaskan bahwa Letda Abu Yamin adalah sosok yang disegani.
"Kami sangat menyesalkan adanya kejadian premanisme di Terminal Arjosari. Karena korban ini yaitu Abu Yamin adalah warga Arjosari" ujar Ali, Selasa.
"Seorang tokoh masyarakat yang aktif membina warga" imbuhnya.
Ali juga memastikan pelaku pengeroyokan Letda Abu Yamin bukanlah warga Arjosari.
"Saya pastikan bahwa pelakunya bukanlah warga Arjosari, karena warga sini senang hidup damai dan cinta damai," tandasnya.
Isi Kesepakatan
Aksi demo damai yang dilakukan warga di Terminal Arjosari menghasilkan tujuh poin nota kesepakatan.