"Kami kirimkan sampel tersebut ke laboratorium untuk diuji, dan akan dibandingkan dengan beras SPHP milik Bulog sebagai pembanding,” ujar Ruslaeni.
Menurutnya, hasil uji laboratorium akan keluar paling lambat dalam dua minggu ke depan dan hasilnya akan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat.
Ia kemudian mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi, terutama terkait isu pangan pokok seperti beras.
"Jangan langsung percaya isu-isu yang belum jelas. Kami pastikan akan transparan dan terbuka jika ditemukan indikasi pelanggaran,” pungkasnya. (TribunBatam.id/Bereslumbantobing)