Pertalite dan Pertamax di Tambelan Bintan Langka Buat Susah Warga, Camat Turun Tangan

Guru di Tambelan Bintan, Nur sempat jalan kaki menuju ke sekolah untuk mengajar. Itu gegara kesulitan cari BBM; Pertalite dan Pertamax

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
Dok. Warga Tambelan untuk Tribun Batam
BBM LANGKA - Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tambelan, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), beberapa waktu lalu. Warga Tambelan keluhkan BBM langka. 

BINTAN, TRIBUNBATAM.id - Masyarakat di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) saat ini tengah kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax.

BBM yang selama ini lancar, kini tersendat, bahkan susah ditemukan.

Kondisi ini membuat masyarakat kesulitan melakukan aktivitas di luar rumah.

Seorang guru di Tambelan, Nur mengaku sempat jalan kaki menuju ke sekolah untuk mengajar.

"Saya sempat jalan kaki ke sekolah, karena tidak ada minyak untuk sepeda motor," katanya, Rabu (10/9/2025).

Ia mengaku sempat berjalan kaki ratusan meter selama dua hari. BBM sempat ada beberapa hari, dan kini kosong lagi.

Situasi seperti ini baru terjadi dua Minggu belakangan ini.

"Sebelumnya lancar-lancar saja. Semoga Pemerintah Kabupaten Bintan bisa mengatasi persoalan ini, kami sangat membutuhkan BBM," ujanya.

Terpisah, Camat Tambelan Asmawi menegaskan, kelangkaan BBM ini disebabkan ada larangan pengiriman minyak dari Pontianak ke Tambelan.

"Atas hal itu saya sudah berkoordinasi melalui Kabag Ekonomi dan DKUPP Bintan. Saya apresiasi mereka tanggapi dengan baik," kata Asmawi.

Ia menyampaikan, langkanya BBM di Tambelan membuat sepeda motor dan mobil operasional seperti ambulans dan kendaraan lainnya terhambat.

"Saya khawatir dengan adanya kelangkaan BBM ini membuat masyarakat menyelundupkan BBM ke Tambelan secara ilegal," ujarnya.

Berdasarkan hasil perkembangan terbaru, penanganan kelangkaan BBM di Tambelan untuk jangka panjang akan dibentuk Sub Penyalur yang diperkirakan selesai akhir Oktober 2025.

Sementara penanganan jangka pendeknya akan dibahas di level pimpinan Kabupaten Bintan. Itu mengingat distribusi BBM berupa Pertalite dan Pertamax harus menggunakan alat angkut yang memenuhi standar.

"Dinas KUPP akan segera menyurati Pak Bupati Bintan Roby Kurniawan untuk segera mencari solusi penanganan kelangkaan BBM di Tambelan untuk jangka pendek," katanya.

Asmawi merincikan, jumlah penduduk Tambelan berdasarkan data BPS tahun 2024 sebanyak 5.228 jiwa.

Total Kepala Keluarga (KK) di Tambelan sebanyak 1.705 KK.

Jumlah KK 1.705 KK x 1 kendaraan roda dua = 1.705 sepeda motor x 0,5 liter per hari = 852.5 liter per hari, atau kebutuhan 30 hari x 852.5 liter = 25.575 liter per bulan.

Sementara itu, jumlah kendaraan roda 4 ada 18 unit. (18x6 liter per hari = 108 liter per hari. 108 x 30 hari = 3.240 liter per bulan.

Lalu, pengusaha kayu, di Tambelan ada 11 pelaku usaha. (11x35 liter per minggu : 385 liter. 385 x 4 Minggu = 1.540 liter per bulan.

Selanjutnya, speed boat 5 unit x 3 liter per hari : 15 liter. 15 x 30 hari = 450 liter per bulan.

Kegunaan BBM di Tambelan meliputi, mobilisasi aktivitas masyarakat Tambelan, sektor perkantoran, kesehatan, pendidikan, jasa angkutan barang pedagang, angkutan kesehatan (ambulans), mobil sampah, pengusaha kayu, speed boat dan lainnya. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved