PROGRAM MBG
Polemik Program MBG di Batam dan Sejumlah Daerah di Kepri, Mendagri Beri 4 Poin Penting
Tribun Batam menghimpun sedikitnya 9 kasus program MBG yang tersebar di Provinsi Kepri. Tujuh di antaranya berasal dari Kota Batam.
"Terkait dengan berita menu MBG yang viral di medsos, bahwa menu MBG setiap hari berbeda. Jadi setiap harinya berganti-ganti sesuai dengan yang disediakan dapur umumnya," ujar Budiono saat ditemui di SDN 001 Batuaji, Rabu (24/9/2025).
Ia menjelaskan, menu MBG bukan dari pihak sekolah yang menentukannya.
Namun menu yang disajikan sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.
"Jadi kami beritahu dulu, menu ini disediakan oleh dapur umum, yang mana di dapur umum ada dua ahli gizi. Makanan yang mereka sajikan hari ini, sesuai dengan standar gizi nasional," katanya.
Dua ahli gizi di dapur umum Pandawa yang memasok makanan itu mendistribusikan MBG ke empat sekolah, yakni SDN 001 Batu Aji, SDN 002 Batu Aji, SD Prestasi, SDIT dan SMPIT Darussalam.
"Sesuai dengan ahli gizi, memang seperti itulah menu yang kemarin, dan itu sudah sesuai dengan standar gizi nasional," ujar Budiono.
Untuk hari ini, Rabu, menu yang diberikan roti isi daging dan keju. Kemarin menunya ayam, nasi, sayur wortel, dan tempe.
Budiono menambahkan, pihak sekolah langsung menemui wali murid yang mengunggah keluhan tersebut di media sosial untuk meluruskan informasi.
Menurutnya, terjadi miskomunikasi karena wali murid mengira menu yang disajikan sama setiap hari.
"Kami hanya menerima (MBG) dan memberikan ke anak-anak. Tujuan keluhan itu sebenarnya bukan ke sekolah, tapi ke menunya. Mungkin beliau berpikir menu setiap hari seperti itu, padahal berbeda-beda," ucapnya.
Program MBG di SDN 001 Batu Aji sendiri mulai didistribusikan pada 27 Agustus 2025, dengan jumlah penerima mencapai 947 pelajar.
4. Pelajar SMP di Nongsa Mual Usai Santap Menu MBG
Seorang siswa di Batam diduga keracunan usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya.
Siswa tersebut dilarikan ke Puskesmas Kampung Jabi di Nongsa, Rabu (24/9/2025) untuk mendapatkan penanganan medis.
Kabar ini beredar di kalangan siswa dan sontak memicu kekhawatiran siswa lainnya, termasuk orang tua. Mereka khawatir dampak mengonsumsi MBG tersebut.
Dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Kampung Jabi, dokter Ade, membenarkan ada seorang siswa SMP mendapatkan perawatan medis di puskesmas dengan keluhan kondisi kesehatan menurun, usai mengonsumsi MBG.
Menurutnya, setelah mendapat penanganan, siswa tersebut bukan keracunan, melainkan sakit perut karena memiliki pantangan mengonsumsi makanan pedas.
"Karena anaknya tadi katanya dia tak pernah makan cabai. Tapi tiba-tiba dikasih makan cabai, jadi sakit perut," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun TribunBatam.id, pelajar SMPN 8 Batam di Sambau Nongsa itu dijemput orang tuanya ke sekolah, lalu dibawa ke Puskesmas Kampung Jabi, sekira pukul 11.00 WIB.
Pelajar itu mengeluhkan mual-mual, sakit perut dan kondisi badan lesu. Orang tua siswa ini khawatir terhadap makanan yang dikonsumsi anaknya di sekolah.
Seorang guru SMPN 8 Batam Akbar Giffary, membenarkan adanya siswa SMPN 8 yang mendapat penanganan medis di Puskesmas Kampung Jabi.
"Kebetulan saya ada teman yang bertugas di Puskes Jabi, dia telpon ada siswa SMP N 8 masuk puskesmas. Cuma kami belum terima laporan resminya," ujar Akbar ditemui di SMPN 8 Batam, Kamis (25/9/2025).
Namun pernyataan guru ini berbeda dengan kepala sekolah.
Di tempat yang sama, Kepsek SMPN 8 Batam, Rosmiati menyebut tidak ada siswa SMPN Batam 8 yang keracunan MBG. Ia mengaku belum menerima laporan terkait informasi itu.
"Tidak ada pelajar kami yang keracunan, belum ada kami terima informasi itu. Tak ada siswa kami dirawat, dibawa ke Puskesmas. Kemarin dan hari ini sudah kami cek tidak ada siswa yang sakit dan libur," ujarnya.
Di tempat terpisah, Kepala Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) Summerland, Yayasan Sinergi Inklusi Akses Pangan, Cyntia Yunica Putri, mengungkap fakta mengejutkan.
Dalam klarifikasinya, Cyntia mengungkap ada dua keterangan berbeda yang diterima tim SPPG.
"Setelah konfirmasi dengan sekolah, pihak sekolah mengatakan pada hari itu (Rabu, 24 September 2025), anak tersebut tidak memakan makanan MBG. Mungkin pada saat itu dia sudah tidak enak badan," ungkap Cyntia di SMPN 8 Batam, Kamis (25/9/2025).
Namun, keterangan berbeda ditemukan ketika tim SPPG melakukan investigasi ke Puskesmas Kampung Jabi di Nongsa.
"Tim kami turun ke Puskesmas. Informasinya mereka bilang, memang benar anak itu makan dari MBG. Yang dia katakan sendiri," lanjut Cyntia.
Menurutnya yang lebih mencengangkan, dari total 3.956 porsi MBG yang diproduksi dapurnya dan tersebar di lima sekolah serta empat posyandu di Kecamatan Nongsa, hanya satu siswa yang melaporkan keluhan kesehatan.
"Dan itu juga yang satu sakit perut, hanya satu saja. Dan sudah dipastikan dari pihak sekolah, dia tidak makan dari MBG," katanya.
Terkait perbedaan keterangan ini, Cyntia menyampaikan rencana investigasi langsung. Sebab, informasinya simpang siur.
"Rencana kami mau mendatangi anak tersebut, karena dari pihak sekolah mengatakan dia memang tidak makan pada hari itu," ucapnya lagi.
SOP SPPG
Merespons kekhawatiran masyarakat, Cyntia merinci protokol keamanan pangan yang diterapkan SPPG secara komprehensif.
"Biasanya kita ada SOP-nya. Semua dari penyaluran, dari loading barang, bahan datang, itu kita ada persiapan. Kita sudah jaga ketat untuk izin sanitasi-nya," ujarnya.
Ditegaskannya, proses produksi MBG dilakukan dengan timeline yang ketat dan aman.
"Kita mulai masak pukul 3, selesai masak pukul 5. Lalu packing selesai pukul setengah 8. Makanan sampai pukul 8, dan anak-anak makan pukul setengah 9," papar Cyntia mendetail.
Ia melanjutkan, SPPG menerapkan sistem produksi bertahap untuk menjaga kesegaran makanan yang disajikan.
"Kami masak per trip. Jadi kalau ada untuk trip siang, kita masak lagi. Karena makanan dari pagi dikhawatirkan akan basi," katanya.
5. Serpihan Kaca di MBG SMAN 4 Batam
Warga SMAN 4 Batam dikejutkan dengan temuan serpihan kaca pada nasi Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disajikan Selasa (23/9/2025).
Peristiwa ini sontak ramai dibicarakan di media sosial setelah beredar foto kotak nasi berisi pecahan kaca.
“Ditemukan ada serpihan kaca di nasinya. Waduh makin was-was nih. Coba deh lebih diperhatikan lagi bagi pihak yang terkait. Ini yang makan anak-anak loh,” tulis salah satu akun media sosial, sembari mengunggah foto nasi MBG.
Kepala SPPG SMAN 4 Batam, Rafael Christian, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menjelaskan, serpihan kaca diduga berasal dari penutup teflon pemasak telur yang pecah di dapur sekolah.
“Diduga itu kaca dari penutup teflon. Saat dibersihkan dan dirakit kembali, ternyata masih ada serpihan kecil yang tertinggal hingga masuk ke nasi lemak,” ujarnya, Jumat (26/9).
Rafael menegaskan insiden ini murni akibat kelalaian dalam pengawasan dapur, bukan unsur kesengajaan. Ia berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh.
"Ke depan kami akan memperketat pengawasan penyajian MBG agar kejadian serupa tidak terulang,” tegasnya.
Ketua Koordinator SPPG Batam, Defri Rinaldi, menambahkan, insiden bermula sekitar pukul 01.00 dini hari saat seorang juru masak memperbaiki tutup penggorengan berbahan kaca yang pecah.
“Serpihan saat itu langsung disaring dan dibersihkan. Bahkan juru masak sempat terluka di lengannya. Tapi rupanya masih ada potongan kecil yang terbawa ke makanan,” jelas Defri.
Ia menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah dan masyarakat. “Ini jadi pembelajaran penting bagi kami agar lebih berhati-hati,” katanya kepada saat dihubungi Tribun, Jumat (26/9).
Badan Gizi Nasional bersama Pemprov Kepri dan Pemko Batam langsung meninjau serta mengevaluasi SPPG yang mengalami masalah. Saat ini, Kota Batam memiliki 74 SPPG dengan 53 unit sudah aktif, melayani 179.082 penerima manfaat.
“Kami pastikan evaluasi berjalan di semua SPPG. Kami juga harap orang tua, siswa, sekolah, dan posyandu menyampaikan keluhan langsung ke petugas agar bisa segera ditindaklanjuti. Karena dari kejadian ini, laporan baru diterima dua hari setelah viral,” kata perwakilan Badan Gizi Nasional ini.
Meski ada insiden, pihaknya menegaskan hingga kini belum pernah ditemukan kasus keracunan pangan akibat MBG di Batam.
6. Ulat di Menu MBG SMKN 7 Batam
Temuan ulat sebelumnya ditemukan pada menu makanan bergizi gratis pelajar SMKN 7 Batam.
Ulat tersebut ditemukan pada timun yang menjadi isian burger pada menu Makanan Bergizi Gratis di Batam itu.
Sejumlah pelajar yang melihat ini, sontak kaget dan enggan menyantap menu MBG saat itu.
Kejadian ini sempat viral di medsos.
7. MBG di SDN 016 Sagulung
Sebanyak 18 pelajar SDN 016 Sagulung, Kota Batam dilarikan ke rumah sakit terdekat, setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan pada Jumat (26/9/2025).
Para siswa yang diketahui masuk pada kelas siang ini merasakan mual, pening, hingga muntah.
Setidaknya sebanyak 17 siswa dibawa ke Rumah Sakit Elisabeth Sei Lekop.
Sementara satu siswa mendapatkan penanganan di Puskesmas terdekat, karena mual yang dirasakan terjadi pada waktu pulang sekolah.
Dari informasi yang dihimpun, mayoritas siswa yang mengalami gejala ini diketahui baru menyantap beberapa suap menu MBG yang disajikan.
Alih-alih MBG dihabiskan, mereka mengalami gejala tersebut ketika makan.
Mereka merupakan siswa-siswi yang duduk di kelas 3 dan 4 yang masuk siang, sementara kelas pagi dilaporkan aman.
Kepala Sekolah SDN 016 Sagulung melalui guru SDN 016 Emi Afriani membenarkan kejadian tersebut.
"Benar, 17 siswa di RS Elisabeth Sei Lekop, 1 di Puskesmas. Hari ini semuanya sudah masuk. Enggak sampai menginap, penanganan selama lebih kurang 4 jam," ujar Emi saat ditemui di sekolah, Senin (29/9/2025).
Ia menyebut kejadian itu terjadi ketika siswa-siswi yang tengah makan, langsung menyampaikan keluhan mereka.
"Posisinya mereka lagi makan, masih di sekolah. Ada yang baru dua suap langsung mual, langsung kami bawa ke rumah sakit," ujarnya.
Sebagai informasi, menu yang disajikan pada Jumat itu sebelumnya belum pernah disajikan, dan baru kali itu didistribusikan untuk siswa.
"Untuk hari jumat itu menunya spaghetti, yakult, buah salak, ayam potong krispi, dan sayur. Kalau spaghetti baru kali itu diberikan, sebelumnya belum pernah," kata Emi.
Ia melanjutkan, program MBG di sekolah berjalan belum genap sebulan dan menjangkau 689 siswa dari sekolah tersebut.
Atas insiden ini, penyaluran MBG di sekolah tersebut dihentikan sementara waktu.
"Iya infonya program MBG di sekolah ini dihentikan mulai tanggal 29 hari ini hingga waktu yang tidak ditentukan karena peninjauan dan renovasi dapur," kata Emi.
Dapur SPPG yang salah satunya membawahi SDN 016 Sagulung ini mendistribusikan setidaknya 10 sekolah di Kelurahan Sei Lekop, Sagulung.
Kabupaten Bintan
Menu MBG di Bintan Bau dan Disebut Basi
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) viral di medsos alias media sosial.
Itu setelah muncul narasi yang menyebut jika menu MBG di Bintan mengeluarkan bau tak sedap bahkan dididuga telah basi.
Hal ini membuat sejumlah pelajar takut mengkonsumsi makanan bergizi program andalan Presiden RI, Prabowo Subianto tersebut.
Kabar itu tersebar di sejumlah media sosial hingga viral.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Gilang Restu Aji yang dikonfirmasi mengenai hal ini membantah adanya makanan bergizi gratis yang bau.
"Tidak ada makanan bergizi bau atau basi di wilayah Kecamatan Seri Kuala Lobam," tegasnya, Rabu (24/9/2025).
Menanggapi hal itu, petugas Puskesmas Teluk Sasah mengecek langsung Makan Bergizi Gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Seri Kuala Lobam, tepatnya di jalan Indunsuri, Kelurahan Tanjungpermai.
"Kami sudah turun ke dapur SPPG. Ada beberapa rekomendasi yang diberikan untuk SPPG," sebut Kepala Puskesmas Teluk Sasah, dr Kurniawan, Rabu (24/9/2025).
Beberapa rekomendasi yang diberikan antara lain mencakup penanganan bahan makanan dan tempat sampah.
Menurutnya, tempat sampah yang terbuka dapat mengundang lalat dan meningkatkan risiko kontaminasi makanan.
"Lalat kapan saja bisa bertelur di makanan," ujarnya.
Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Dia meminta SPPG untuk memastikan tempat sampah selalu tertutup rapat untuk mencegah kedatangan lalat dan menjaga kebersihan lingkungan dapur.
Selain mengecek kebersihan dapur, petugas mengecek kondisi makanan.
Hasilnya, kondisi makanan dinilai baik dan aman untuk dikonsumsi.
Ia menekankan pentingnya memperhatikan waktu pengemasan hingga pengiriman makanan.
Baginya, waktu antara pengemasan hingga pengiriman makanan tidak boleh lebih dari 4 jam untuk memastikan kualitas makanan tetap baik.
"Kalau lebih dari 4 jam, makanan berisiko bau karena uap dari makanan akan membuat makanan bau," ujarnya.
Meskipun begitu, ia menyebutkan bahwa saat pengecekan, tidak ditemukan masalah terkait kualitas makanan.
"Tidak ditemukan (makanan bau) saat kami di sana," kata dia.
Kabupaten Karimun
Sedikitnya 14 pelajar SMPN 2 Karimun dilaporkan mual dan muntah setelah menyantap menu MBG pada Kamis (25/9/2025).
Beberapa dari mereka bahkan sempat dibawa ke Puskesmas Tanjung Balai Karimun untuk mendapat perawatan medis.
"Hasilnya sudah keluar tinggal tunggu dirilis saja, soalnya hasilnya belum kami terima. Insya Allah kalau sudah diterima kami akan rilis," ujarnya, Senin (25/9/2025).
Sementara Kepala SMPN 2 Karimun, Dra.Abriany,M.M mengungkap jika belasan pelajar yang bereaksi usai menyantap menu MBG sudah kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Hanya satu anak yang masih diistirahatkan di rumah.
"Satu anak yang kemarin sempat dibawa ke RSBT. Kami minta istirahat dulu agar sembuh total," ungkapnya saat dihubungi TribunBatam.id.
Hasil pemeriksaan medis terhadap seorang pelajar SMPN 2 Karimun itu mengungkap jika tidak indikasi keracunan makanan.
Abriany mengungkap jika pelajar tersebut hari itu sedang datang bulan.
Ia menjelaskan jika darah yang keluar saat buang air besar merupakan datang bulan yang ia alami.
Abriany mengungkap, dihentikannya MBG ini berdampak pada anak-anaknya karena kebanyakan siswa-siswi dari kalangan kurang mampu.
"Anak-anak di lapangan tadi kelihatan sekali lesunya, karena biasa mereka ada MBG. Karena mereka kebanyakan dari keluarga yang kurang mampu, jadi dari Makanan Bergizi Gratis itu lah mereka mencegah stunting," ucap Abriany.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karimun, Suryadi mengungkap jika hasil uji sampel menu makanan bergizi gratis (MBG) dari SMPN 2 Karimun sudah keluar.
Sampel menu makanan bergizi gratis atau MBG di SMPN 2 Karimun sebelumnya dibawa ke Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam.
Arahan Mendagri Terkait Program MBG Bermasalah
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian sebelumnya memberi poin penting terkait program MBG yang bermasalah.
Dalam rakor yang diikuti Gubernur Kepri, Ansar Ahmad secara virtual, Senin (29/9/2025) itu membahas percepatan penuntasan tuberkulosis (TBC) selain program MBG.
Rakor dari Gedung Sasana Bhakti Praja itu turut dihadiri Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno; Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin serta Wakil Kepala Badan Gizi Nasional.
Secara virtual juga hadir Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, para kepala daerah serta unsur Forkopimda se-Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kesempatan itu juga menegaskan pentingnya penyederhanaan aturan Sertifikasi Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebagai bagian dari upaya menjamin keamanan pangan program MBG.
Jika sebelumnya pengusaha makanan wajib memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standar dari Dinas Pariwisata, kini tidak diperlukan lagi.
Yang wajib adalah memenuhi persyaratan teknis kesehatan, yakni Surat Izin SPPG, layout dapur, serta sertifikat kursus keamanan pangan siap saji bagi penanggung jawab dan penjamah makanan.
"Ini untuk memudahkan sekaligus memperkuat standar higienitas,” jelas Menkes RI.
Menanggapi hasil Rakor tersebut, Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad menegaskan kesiapan Pemprov Kepri untuk mendukung penuh kebijakan pemerintah pusat.
Program Makan Bergizi Gratis dan percepatan penuntasan TBC menurutnya adalah agenda nasional yang sejalan dengan komitmen Pemprov Kepri untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Pihaknya berkomitmen untuk memperkuat koordinasi lintas sektor, melibatkan Puskesmas dan sekolah.
Serta memastikan setiap dapur MBG memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi sesuai standar baru yang telah disederhanakan Kementerian Kesehatan," sebutnya.
"Dengan langkah ini, kita ingin menjamin makanan sehat, aman, dan bergizi bagi anak-anak, sekaligus melindungi generasi Kepri dari ancaman TBC,” ungkap Ansar Ahmad.
Sementara Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura menegaskan segera inspeksi mendadak (sidak) ke seluruh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kepri.
Sertifikasi higenis menjadi syarat mutlak untuk menjamin mutu makanan sekaligus mencegah kasus keracunan.
"Kami akan stopkan terlebih dahulu dapur SPPG yang belakangan marak terjadi di beberapa daerah," kata dia.
Pemprov Kepri, dalam hal ini BPOM, Dinkes serta BGN akan mengecek kelayakan dapur MBG untuk mendapat sertifikasi higenis.
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan berpedoman pada standardisasi dari Badan Gizi Nasional (BGN) Pusat.
Jika semua berjalan dengan standar, Nyanyang Haris Pratamura memastikan program ini berjalan dengan baik.
"Kita ikuti terus standar dari pusat, seperti bahan bakunya yang menjadi penyebab keracunan, harus higenis," ucapnya.
Kondisi tersebut menjadi peringatan keras agar pengelolaan dapur MBG tidak lagi diabaikan.
Total semua dapur di Kepri ada 103 dengan penerima ada 200 ribu penerima manfaat.
Dia berharap ke depan, MBG tetap berjalan dengan baik dan lancar. Jangan ada lagi masalah di kemudian hari.
Berikut 4 Poin Penting Dalam Rakor Terkait Program MBG
1. Penghentian sementara SPPG atau dapur MBG yang bermasalah untuk evaluasi dan investigasi menyeluruh, mencakup kedisiplinan, kompetensi, serta kualitas juru masak.
2. Kewajiban pemerintah daerah, K/L, dan pemangku kepentingan terkait untuk aktif melakukan pengawasan program MBG melalui kolaborasi lintas sektor guna memastikan kualitas implementasi.
3. Setiap SPPG wajib memiliki Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi (SLHS) sebagai syarat operasional untuk menjamin standar keamanan pangan.
4. Puskesmas dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dilibatkan secara berkala dalam pemantauan SPPG agar terbangun sistem pengawasan preventif dan berkelanjutan. (TribunBatam.id/Ucik Suwaibah/Bereslumbantobing/Ronnye Lodo Laleng)
Polemik MBG, BPOM Kepri Soroti Kinerja SPPG, Minta Dapur Perketat Keamanan Makan |
![]() |
---|
Belasan Siswa di Batam Dilarikan ke Rumah Sakit, Kepala SPPG Belum Beri Komentar |
![]() |
---|
Wakil Gubernur Kepri Soal Temuan Program MBG, Stop Sementara Dapur SPPG di Sejumlah Daerah |
![]() |
---|
Belasan Siswa SDN 016 Sagulung Batam Alami Mual dan Muntah Usai Santap Menu MBG Spaghetti |
![]() |
---|
Spageti Pagi Diduga Diberikan ke Kelas Siang, 18 Siswa SDN 016 Sagulung Mual dan Muntah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.