Kantor Bahasa Kepri

Ketika Edward John Smith Terbang di Langit Peking oleh Benny Arnas

Benny Arnas, penulis yang telah menerbitkan 32 buku membagikan salah satu karyanya. Simak salah satunya dalam artikel di bawah ini.

Istimewa untuk Tribun Batam
Potret Benny Arnas, penulis yang telah membuat 32 buku. Sejumlah karyanya terarsip di www.bennyarnas.com. 

Laki-laki itu menggedikkan bahu, mau menjawab tapi ragu.

“Ia bercerita bahwa putri pertama kalian ...”

“Helen,” timpal si kapten.

“Ya, Helen,” Rose mengiyakan, “lebih suka berlibur ke rumah neneknya. Dia bercerita dengan sedih. Kulihat wajahnya murung. Kupikir kau harus menyempatkan diri ke atas, Kapten.”

Edward mengangguk, masih ragu.

“Aku sudah bilang agar Sarah ke Glasgow saja menemani Helen, tapi ... baginya prestise di atas segalanya. Di kompleks kami, satu-satunya perempuan yang naik Titanic dengan fasilitas kelas satu adalah Sarah.”

“Tapi …” Poinnya adalah,” Edward tak mau memberinya kesempatan, “aku tidak bisa meninggalkan ruang kemudi karena jam berlayarku belum memungkinkanku melakukannya.”

Dahi Jack berkerut. Lalu ia minum lagi. “Bagaimana mungkin?!”

Edward menuang kembali wiski ke gelas Jack yang kosong. “Aku adalah petugas cadangan, Jack.”

Jack dan Rose membelalak. 

“Arthur James seharusnya yang berbincang dengan kalian tentang apa saja malam ini. Menenggak wiski dan memandang langit paling perawan dengan bintang-bintang yang mengintip di sana-sini. Tapi ...”

“Anda puitis sekali, Kapten,” kata Rose. 

“Anda juga membaca sastra?” tembak Jack. 

“Dua minggu lalu saya membaca Marlowe.”

Jack mengangguk. Wajahnya semringah. “Dr. Faustus?”

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved