Kantor Bahasa Kepri

Ketika Edward John Smith Terbang di Langit Peking oleh Benny Arnas

Benny Arnas, penulis yang telah menerbitkan 32 buku membagikan salah satu karyanya. Simak salah satunya dalam artikel di bawah ini.

Istimewa untuk Tribun Batam
Potret Benny Arnas, penulis yang telah membuat 32 buku. Sejumlah karyanya terarsip di www.bennyarnas.com. 

Edward membelalak. “The Tragic History of Dr. Faustus?”

Jack mengangguk. Lalu mereka bersulang lagi. 

“Sebagai pembaca Shakespeare, tidakkah aku terlihat jauh dari otentik?” sindir Rose. 

Edward tertawa, sebelum gadis itu mengembalikan topik percakapan. “Bukankah kau punya rekan? Jangan bilang kalau berhari-hari perjalanan kita ke New York kau akan membiarkan Sarah seorang diri?” 

Edward berdeham. “Kapal ini memang hebat. Tapi, kapten dan awak inti kapal ini harus dirawat sepekan sebelum jadwal berangkat.”

Jack dan Rose saling pandang. 

“Hingga Januari tahun ini, kami semua terperangkap di Cina. Tiga puluh awak diberi jatah berlibur ke Peking Desember tahun lalu sebelum memulai pelayaran bersejarah ini. Dan hanya lima orang yang selamat dari manchuria.”

“Manchuria?” Jack mengusap wajahnya.

“Alias pneumonia,” Edward melengkapi.

“Bagaimana kau ... maaf,” kata Rose seraya menyibak poni berombaknya, “ ... masih hidup saat ini?”

Jack kembali menegur Rose, tapi Edward mengangguk. “Aku 1 dari 5 orang itu, Rose.”

“Dan kalian?” Edward malah bertanya balik.

“Jack seniman,” Rose mengambil alih. “Sementara aku penikmat opera.”

“Aku sesekali menulis puisi dan bermain drama, tapi sejujurnya, aku lebih suka berjudi,” Jack berterus terang.

Edward tertawa sampai terbatuk-batuk.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved