PROGRAM MBG

Bukan Keracunan, Dokter Puskesmas Sebut Siswa SMPN 8 Nongsa Batam Tak Biasa Makan Cabai

Dokter yang menangani pasien siswa SMP N 8 Sambau Nongsa ini membeberkan hasil penanganan kesehatan, korban tidak keracunan. 

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Eko Setiawan
Beres/TribunBatam
Dokter Puskesmas Kampung Jabi Nongsa Batam, dr. Erni 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Dugaan siswa keracunan imbas mengkonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang sempat menghebohkan direspon Dokter Puskesmas Kampung Jabi. 

Dokter yang menangani pasien siswa SMP N 8 Sambau Nongsa ini membeberkan hasil penanganan kesehatan, korban tidak keracunan. 

Gejala kesehatan yang dilaporkan korban sakit perut, mual sudah terjadi beberapa jam setelah siswa tersebut makan MBG

Padahal, jika keracunan maka efek pada kesehatan tubuh akan berlangsung cepat dan  melibatkan siswa lainnya, tak hanya satu siswa. 

Dalam penjelasan mendetail, dokter Puskesmas Kampung Jabi, dr. Erni mengungkap kronologi medis yang menepis tuduhan keracunan. 

"Pasien datang dibawa ibunya pada Rabu sekitar jam 11 an siang, mengeluhkan sakit kepala, perut dan sempat muntah malam sebelumnya," ungkap dr. Erni menjelaskan ketika ditemui di Puskesmas, Kamis (25/9). 

Yang menjadi kunci diagnosis, lanjut dia adalah timing kejadian. Sebab, siswa ini  makan MBG jam 12 siang Selasa, muntah baru jam 11 malam - sudah 11 jam kemudian. 

"Kalau keracunan kan cepat, sifatnya cepat. Ini tidak darurat karena dia bisa menahan selama itu," tegas dokter berpengalaman ini.

Dr. Erni tidak langsung mengambil kesimpulan, melainkan melakukan investigasi menyeluruh. "Saya kirim ke konseling sanitasi untuk menggali lebih dalam apa pencetusnya. Dan dibilangnya dia makan cabai dari makanan MBG, padahal si anak ini tidak pernah makan cabai," katanya. 

Lalu Temuan sanitaris mengungkap fakta mengejutkan. "Nah itu yang pertama dinotis. Kemungkinan makan cabai. Yang kedua, dia sudah tidak makan lama kan - jam 12 terus malam tidak ada makan malam, kemungkinan dari lambung juga," ungkapnya. 

Berbeda dengan persepsi publik tentang "keracunan", kata dia kondisi aktual pasien jauh dari kondisi darurat. Sebab, diWaktu pasien ini datang, dia sudah tidak ada gejala muntah, tidak ada demam. Pemeriksaan fisik semua dalam batas normal.

Bahkan, pasien masih dalam kondisi aktif bersekolah. Pasien pakai baju sekolah, sempat sekolah, dijemput ibunya dari sekolah. Kondisinya dalam batas normal - jadi tidak seperti orang keracunan.

Dr. Erni memberikan penjelasan logis mengapa ini bukan kasus keracunan makanan. 

"Saya tidak bilang itu keracunan, hanya identifikasi dahulu. Karena dia cuma sendiri. Kalau keracunan karena MBG kan berarti massal - bisa tiga sampai empat orang," terangnya. 

Kepala Tata Usaha Puskesmas Kampung Jabi, David, mengatakan sampai sekarang tidak ada kasus keracunan yang ditangani pihaknya. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved