Tim Inafis di Batam Bongkar Makam di TPU Sei Panas, Telusuri Penyebab Pasti Kematian Sutoyo

Tim inafis membongkar makam di TPU Sei Panas, Batam. Ini untuk mengungkap penyebab pasti tewasnya Sutoyo pada Senin (20/10/2025).

TribunBatam.id/Bereslumbantobing
BONGKAR MAKAM DI BATAM - Tim inafis dan Dokpol forensik RS Bhayangkara disaksikan keluarga saat membongkar makam Sutoyo di TPU Sei Panas, Minggu (26/10/2025). Pembongkaran makam dilakukan untuk mendukung proses autopsi untuk mengungkap penyebab kematian pria 62 tahun itu. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Tim Inafis RS Bhayangkara membongkar makam Sutoyo di TPU Sei Panas, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Pembongkaran makam pada Minggu (27/10) sore terjadi empat hari setelah pria berumur 62 tahun itu dimakamkan.

Jenazah Sutoyo selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara Polda Kepri untuk menjalani autopsi.

Anggota Reskrim Polsek Batam Kota dan Dokter Polisi Forensik Polda Kepri mengawal proses pembongkaran makam di Batam itu.

Sutoyo sebelumnya ditemukan tidak bernyawa di Perumahan Eden Park, Batam Centre pada Senin (20/10/2025).

Keluarga almarhum mengaku tak mempersoalkan jika jenazah korban diangkat dari liang lahat untuk dilakukan autopsi.

Mereka berharap Almarhum dapat tenang setelah penyebab kematiannya terungkap. 

"Kami tak menyangka bahwa Almarhum meninggal tidak wajar, dianiaya sekuriti rumah kos-kosaan itu. Tahunya dari warga komplek, punya rekaman CCTv memperlihatkan rekaman Almarhum dihajar," ungkap Isak Ramli, seorang perwakilan keluarga, Senin (27/10/2025).

Meski tak punya hubungan darah daging dengan Almarhum, Isak Ramli mengaku telah menganggap Almarhum sebagai ayah. 

Isak bercerita tentang pria yang telah ia anggap sebagai ayah kandungnya selama 20 tahun itu.

Bahkan, sebelum almarhum meninggal, selama ini almarhum tinggal bersama Ishak, satu rumah dengan keluarga besarnya. 

Namun pada Senin (20/10) Isak kaget, sang ayah Sutoyo ditemukan tak bernyawa di Perumahan Eden Park, Batam Centre, Kota Batam.

Informasi yang ia peroleh, korban dikabarkan terjatuh di depan sebuah ruko. 

Sekuriti dan pemilik rumah indekos yang berada di Eden Park diketahui membawa Sutoyo ke Rumah Sakit Harapan Bunda.

Isak lalu menemuinya ke rumah sakit. 

Tanpa rasa curiga, jenazahnya sang ayah kemudian dimakamkan keesokan harinya, Selasa (21/10). 

Namun, fakta sebenarnya mulai terkuak, kabar buruk berhembus dari mulut ke mulut.

Beberapa warga menyatakan Sutoyo tidak meninggal karena sakit.

Beberapa warga mengaku melihatnya dianiaya oleh anak buah pemilik usaha kost-kosan di Eden Park bernama Aris.

"Ada saksi yang melihat bapak saya dipukuli di indekos. Lalu diangkat dan diletakkan di depan ruko Eden Park," ungkap Isak. 

Kisahnya berlanjut pilu. Malam itu, Aris-lah yang mengantar Sutoyo ke rumah sakit, namun kemudian meninggalkannya begitu saja. Biaya rumah sakit pun ditanggung dirinya. 

"Saya jadi curiga," tuturnya. 

Kecurigaan itu menguat ketika ada warga yang dengan tegas menyatakan bahwa ayahnya dipukuli hingga tak berdaya sebelum ditinggalkan. 

Dorongan untuk mencari keadilan membuat Isak melaporkan kasus ini ke Polsek Batam Kota keesokan harinya. 

Berdasarkan keterangan saksi dan bukti yang terkumpul, penyidik dari Unit Reskrim Polsek Batam Kota, bersama dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara akhirnya membongkar makam Sutoyo di Pemakaman Sungai Panas pada Minggu (26/10/2025).

Seorang penyidik di lokasi mengatakan pembongkaran makam dilakukan untuk keperluan penyidikan atas meninggalnya korban. 

"Untuk keperluan penyidikan, penyebab meninggalnya korban," ujar seorang penyidik researse Polsek Batam Kota di lokasi. 

Dalam kasus itu satu orang pelaku sudah diamankan Polsek Batam Kota.

Pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka. 

Sementara Penasihat Hukum keluarga korban, Chanri Hutabarat mengatakan, lewat pembongkaran makam ini pihak keluarga berharap agar kasus dibuka secara terang-benerang.

"Kami minta ini dibuka secara terang benderang. Dari awal kejadian ini sudah janggal," ujar Chanri. 

Ada pun kejanggalan yang dinilai, Chanri meimci pertama ditulan warga, dugaannya meninggal karena mungkin jatuh sakit, pingsan, atau segala macam.

Ternyata setelah keesokan harinya dimakamkan, keluarga dapat informasi dari pihak sekuriti perumahan atau warga di sekitar, bahwa meninggalnya itu bukan karena jatuh sakit atau pingsan seperti itu.

Ternyata meninggalnya karena diduga dilakukan penganiyaan yang mengakibatkan kematian.

"Dan ini sudah berproses di Polisi Batam Kota, dan sudah ditahan satu orang, yaitu sekuriti dari rumah kos di lokasi Eden," katanya. 

Meski begitu, ia berharap polisi dapat mengusut semua pelaku yang terlibat dalam kejadian itu. 

"Kita berharap setelah hasil otopsi keluar, agar fakta penyebab kematian dibuka ke publik dan semua pelaku yang terlibat di proses sesuai aturan hukum," tegasnya. (TribunBatam.id/Bereslumbantobing)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved