OKNUM POLISI PERAS PENGUSAHA
Pengakuan Korban Dugaan Pemerasan Oknum Polisi dan TNI di Batam, Diminta Rp1 Miliar
Budianto, pengusaha di Batam ngaku trauma usai jadi korban dugaan pemerasan oleh oknum polisi dan TNI. Ia diminta uang Rp1 miliar oleh para pelaku
Ringkasan Berita:
- Budianto Jawari ngaku jadi korban pemerasan oknum aparat yang mengaku dari BNN
- Ia ditodong senjata, diborgol, dan diminta uang tebusan Rp1 miliar, sebelum akhirnya terpaksa mentransfer Rp300 juta
- Propam Polda Kepri telah menangkap seorang perwira polisi berinisial Iptu TSH dari Direktorat Narkoba yang diduga terlibat dalam kasus ini
- Budianto laporkan anggota TNI diduga terlibat kasusnya ke Denpom Batam
- Budianto dan istrinya kini mengalami trauma berat akibat kejadian tersebut
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Seorang pengusaha di Batam, Budianto Jawari tengah jadi sorotan usai mengaku jadi korban dugaan pemerasan oleh oknum aparat.
Buntut kasus ini, seorang oknum perwira polisi di Batam ditangkap Propam Polda Kepri pekan lalu.
Iptu TSH diduga terlibat kasus pemerasan yang dialami Budianto.
Oknum polisi yang bertugas di Direktorat Reserse Narkoba Polda Kepri tersebut saat ini masih ditahan Propam untuk kepentingan penyelidikan.
Baca juga: Curhat Pengusaha Batam Ditodong Senjata, Diperas Oknum Aparat Modus Penggerebekan Narkoba
Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Zahwani Pandra membenarkan penangkapan TSH.
"Informasi awal dari Kabid Propam Polda Kepri, Kombes Pol Eddwi benar, bahwa oknum Polri berpangkat Inspektur berinisial TSH diamankan untuk dilakukan pendalaman," ujar Pandra, Senin (3/11/2025).
Ia mengatakan, oknum TSH yang bertugas di Direktorat Narkoba diduga melakukan pelanggaran hukum dan diamankan Minggu lalu.
"Bapak Kapolda sangat tidak mentolerir perbuatan anggota yang menciderai hukum. Oknum tersebut akan diproses," katanya.
Terpisah, Kabid Propam Polda Kepri, Kombes Pol Eddwi mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman atas kasus tersebut.
"Sementara masih saya dalami dan keterangan dari saksi-saksi. Terbukti, kita tindak tegas tanpa ampun," ujarnya.
Pada Senin (3/11/2025) lalu, Budianto bersama kuasa hukum dan keluarganya juga membuat laporan ke Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/6 Batam.
Ada tujuh anggota TNI diduga terlibat kasus pemerasan yang menimpa Budianto.
Informasi yang dihimpun, saat kejadian ada rekan Budianto yang mengenali wajah salah satu pelaku sebagai anggota TNI.
Berikut pengakuan Budianto, korban dugaan pemerasan oknum polisi dan TNI di Batam yang dihimpun Tribunbatam.id:
1. Pelaku Mengaku dari BNN
Kepada wartawan, Budianto mengulang cerita kejadian yang dialaminya dengan suara terbata-bata.
Kamis, 16 Oktober 2025, sekitar pukul 22.00 WIB, ia sedang bermain biliar bersama teman-temannya di ruang biliar rumahnya, rumah toko dua lantai di kawasan Botania, Kecamatan Batam Kota.
Tidak ada yang istimewa malam itu. Hanya obrolan ringan, tawa, dan bunyi bola biliar yang beradu.
Namun pintu rumah terbuka sedikit. Tiba-tiba sekelompok pria masuk. Jumlahnya sekitar tujuh atau delapan orang.
Baca juga: Propam Polda Kepri Tangkap Seorang Perwira, Diduga Peras Pengusaha Hingga Rp300 Juta
Pelaku langsung memborgol dirinya bersama lima temannya tanpa ada penjelasan dan surat tugas.
"Mereka bilang dari BNN. Bilang ada penggerebekan narkoba. Tapi saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya bermain biliar dengan teman-teman," ujar Budianto, usai membuat laporan ke Denpom I/6 Batam di Jalan Sudirman, Senin lalu.
2. Ditodong Senjata
Yang paling membuat Budianto trauma, para oknum itu memaksa menaiki tangga rukonya menuju lantai dua.
Di atas, istrinya yang sedang hamil delapan bulan sedang tidur. Budianto panik.
"Saya mohon-mohon. Saya bilang, 'Jangan ke atas, istri saya hamil tua, 8 bulan. Tolong jangan ganggu dia.' Saya sangat takut dia keguguran kalau kejadian," katanya sambil menyeka air mata.
Tapi permohonannya diabaikan. Justru yang ia terima adalah ancaman yang lebih mengerikan.
"Saya langsung ditodong pistol. Di kepala. Di pelipis saya. Saya benar-benar merasa akan mati malam itu," ujarnya.
Budianto mengatakan, di momen itu ia tidak bisa berpikir jernih. Ketakutan melumpuhkan seluruh tubuhnya.
3. Pelaku Mengaku Temukan Narkoba di Rumahnya
Para oknum kemudian mengklaim menemukan satu bungkus plastik berisi narkotika di ruang biliar.
Budianto hingga kini tidak yakin apa benar itu barang miliknya.
"Saya tidak tahu itu apa. Saya tidak tahu itu milik saya atau tidak. Yang jelas, itu dijadikan alasan untuk memeras saya," ujarnya.
4. Minta Tebusan Rp1 Miliar
Ancaman demi ancaman dilontarkan. Para oknum meminta uang tebusan Rp1 miliar. Angka yang fantastis. Mustahil dengan kondisi kemampuan keuangannya.
Baca juga: Pengusaha di Batam Korban Pemerasan Oknum TNI dan Polisi Buat Laporan ke Denpom
"Mereka minta satu miliar. Saya bilang saya tidak punya. Mereka terus mengancam. Pistol masih di kepala saya. Saya sangat ketakutan," kenang Budianto.
5. Pinjam Uang Rp300 Juta dari Kakak ipar
Dalam kondisi terdesak, dengan senjata teracung dan ancaman yang terus berdatangan, Budianto terpaksa menghubungi kakak iparnya di Tangerang untuk meminjam uang.
"Saya pinjam dari abang ipar Rp300 juta. Dilakukan transfer dua kali. Pertama Rp200 juta, kedua Rp100 juta. Itu satu-satunya cara supaya mereka pergi dan tidak menyakiti kami," ujarnya.
6. Pelaku Minta Korban Hapus Rekaman CCTv
Sebelum pergi, para oknum menyadari ada kamera CCTV di rumah Budianto yang merekam seluruh kejadian.
Mereka memaksa Budianto menghapus semua rekaman.
"Saya disuruh hapus CCTV. Kalau tidak, mereka mengancam akan lebih buruk lagi. Saya terpaksa hapus. Semua bukti hilang karena ancaman mereka," ujarnya dengan nada penyesalan.
7. Tak Bisa Tidur Nyenyak Lagi
Setelah kejadian itu, kehidupan Budianto dan istrinya berubah total.
Rumah mereka dirasa jadi tempat paling menakutkan.
"Kami tidak bisa tidur nyenyak. Setiap ada suara kendaraan berhenti di depan rumah, kami langsung panik. Kami merasa terus diawasi. Kami takut mereka akan kembali," ujarnya.
8. Istri Korban Trauma, Takut Tinggal di Rumah Sendiri
Budianto mengaku, istrinya yang sedang hamil delapan bulan mengalami trauma paling parah.
Kondisi mentalnya hancur. Depresi berat.
"Istri saya sangat depresi. Dia menangis setiap hari. Dia takut. Dia bilang tidak mau tinggal di rumah ini lagi," kata Budianto.
9. Rumahnya Didatangi Polisi Lagi
Yang lebih memperparah situasi, lanjut dia, pada Senin (3/11/2025) pagi, tepat saat Budianto sedang membuat laporan di Denpom, rumahnya kembali didatangi polisi sekitar lima hingga enam orang.
"Istri saya lihat dari CCTV ada polisi datang. Dia langsung panik. Dia telepon saya sambil menangis-nangis. Dia bilang, 'Aku takut'," ungkapnya.
Didampingi kuasa hukumnya, Deny Crysyanto Tampubolon, dan kakak iparnya yang datang dari Tangerang, Budianto akhirnya melapor ke Denpom 1/6 Batam terkait tuduhan pemerasan dengan ancaman kekerasan.
"Saya hanya ingin keadilan. Saya ingin oknum-oknum itu dipecat dan dihukum. Kalau mereka tidak dihukum, saya dan keluarga akan terus merasa terancam. Mereka masih mengancam kami," katanya dengan tegas, meski suaranya masih gemetar. (TribunBatam.id/bereslumbantobing)
| Curhat Pengusaha Batam Ditodong Senjata, Diperas Oknum Aparat Modus Penggerebekan Narkoba |
|
|---|
| Pengusaha di Batam Korban Pemerasan Oknum TNI dan Polisi Buat Laporan ke Denpom |
|
|---|
| Oknum Perwira Polisi di Batam Ditahan Propam terkait Pengusaha Viral Jadi Korban Pemerasan |
|
|---|
| Propam Polda Kepri Tangkap Seorang Perwira, Diduga Peras Pengusaha Hingga Rp300 Juta |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.