Warga Sungai Lumpur Lingga Belajar Tepuk Tepung Tawar dan Mak Inang, Upaya Jaga Warisan Leluhur

Kelurahan Sungai Lumpur gandeng LAM Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, menggelar pelatihan tepuk tepung tawar dan Mak Inang, Senin (13/10/2025).

Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
Istimewa - Pandi untuk Tribunbatam.id
PELATIHAN - Kelurahan Sungai Lumpur gandeng LAM Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, menggelar pelatihan tepuk tepung tawar dan Mak Inang, Senin (13/10/2025). 

LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Ruangan Kantor Kelurahan Sungai Lumpur, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mendadak berubah wajah, Senin (13/10/2025).

Suasana yang biasanya formal kini tampak semarak dengan nuansa adat Melayu.

Tabir berwarna kuning, hijau, dan merah menghiasi dinding ruangan.

Tak hanya itu, kursi pelaminan pengantin menjadi pelengkap di ruangan tersebut.

Di depan kursi pelaminan khas pengantin Melayu berdiri megah, dilengkapi lilin, bunga telur, dan bahan-bahan tepuk tepung tawar yang tertata rapi di atas meja.

Seperti acara pernikahan, namun suasana hari itu justru menjadi ajang belajar bersama. 

Kelurahan Sungai Lumpur bekerja sama dengan Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga menggelar Pelatihan Tepuk Tepung Tawar dan Mak Inang.

Pelatihan ini digelar sebagai upaya menghidupkan kembali tradisi yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Melayu.

Lurah Sungai Lumpur, Raja Roni Wahyudin, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen nyata dalam menjaga warisan budaya leluhur.

Ia menjelaskan, tepuk tepung tawar dan mak inang bukan sekadar ritual adat, melainkan sarat makna dan nilai luhur.

“Tepuk tepung tawar mengandung doa dan harapan keberkahan dalam setiap acara penting, sementara mak inang berperan dalam membimbing dan mendampingi pengantin,” kata Roni kepada Tribunbatam.id.

Menurutnya, di tengah arus modernisasi dan digitalisasi, pelestarian budaya menjadi tantangan tersendiri.

Karena itu, kegiatan seperti ini menjadi cara efektif untuk memperkuat identitas budaya Melayu agar tetap hidup di tengah masyarakat.

“Dengan melestarikan tradisi ini, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat identitas budaya kita di tengah gempuran modernisasi dan digitalisasi seperti sekarang ini,” tuturnya.

Pelatihan ini menghadirkan langsung narasumber dari LAM Kabupaten Lingga dan LAM Kecamatan Singkep.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved