Dekranasda Lingga Bina Pemasaran Anyaman Tudung Saji Pandan Desa Sekanah
Para pengrajin tudung saji pandan di Dusun II Lundang, Desa Sekanah, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Kepri dapat pembinaan dari Dekranasda.
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
TRIBUNBATAM.id, LINGGA - Dari sebuah dusun kecil bernama Lundang, Desa Sekanah, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), deru kehidupan terdengar lembut dari gesekan tangan para perempuan pengrajin.
Mereka sibuk menata lembar demi lembar daun pandan kering.
Dari jari-jemari mereka, lahirlah karya sederhana namun penuh makna.
Tudung saji pandan, penutup makanan yang sudah menjadi bagian dari hampir setiap rumah di Kabupaten Lingga.
Puluhan pengrajin tampak tekun melilitkan anyaman pandan yang telah dipotong rapi.
Salah satunya Peni, yang masih aktif melakukan pekerjaan rumah ini.
Sudah 12 tahun ia menekuni pekerjaan ini.
Menurutnya, ada sekitar 30 perajin lainnya di dusun tersebut yang membuat karya yang sama.
“Inilah pekerjaan saya sehari-hari bersama kawan-kawan, untuk membantu perekonomian kami," ujarnya tersenyum, Selasa (4/11/2025).
Pandan yang mereka gunakan berasal dari sekitar kampung.
Namun tak jarang, mereka harus menyeberang pulau untuk mendapatkan bahan baku tambahan.
“Ada dua jenis pandan, pandan darat dan pandan laut. Biasanya kami memakai pandan darat, karena cepat kering, tapi kalau tak ada, kami pakai pandan laut. Kadang harus menyeberang, kalau ombak tak kuat ya tunggu reda," ungkapnya.
Selain pandan, bahan pelengkap seperti rotan, tali, dan pewarna alami ikut mempercantik hasil akhir.
Proses pembuatannya tidak sebentar. Satu tudung saji bisa memakan waktu dua hingga tiga hari tergantung cuaca.
“Kalau musim hujan, daun pandannya susah kering. Pewarna juga harus dijemur lama,” tuturnya.
Meski sederhana, hasil karya mereka telah melampaui batas dusun.
Tudung saji pandan asal Lundang kini sudah dikenal hingga luar daerah, bahkan ada pesanan dari Kepulauan Anambas dan wisatawan asing yang tertarik membawa pulang sebagai cendera mata khas Melayu Lingga.
Tim Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lingga bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM datang berkunjung, memberikan pembinaan sekaligus semangat baru bagi para pengrajin.
Mereka berdialog, meninjau proses produksi, dan menampung berbagai harapan dari warga.
Bagi Peni dan rekan-rekannya, kunjungan itu memberi dorongan besar.
Mereka berharap karya anyaman pandan ini terus berkembang, dikenal lebih luas, dan membawa manfaat ekonomi yang lebih baik bagi keluarga.
“Semoga makin banyak yang pesan. Kalau banyak pesanan, ekonomi kami pun ikut terangkat," tambahnya.
Dengan harga yang terjangkau, Rp30 ribu untuk ukuran besar dan Rp20 ribu untuk ukuran kecil.
Tudung saji pandan dari Dusun Lundang bukan sekadar kerajinan tangan.
Ia adalah simbol ketekunan, keindahan, dan kekuatan perempuan Melayu Lingga dalam merawat tradisi, di tengah arus zaman yang terus berubah.
Sekretaris Dekranasda Kabupaten Lingga, Susi Yenty mewakili ketuanya, Feby Sarianty, bersama rombongan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Lingga.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari program pembinaan kepada para pengrajin tudung saji berbahan pandan yang menjadi salah satu produk khas daerah.
"Kami juga membawa tudung saji mereka untuk pameran di Batam dalam waktu dekat," ucapnya.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pendampingan, motivasi, serta dukungan teknis agar para pengrajin dapat terus meningkatkan kualitas dan daya saing produk mereka.
Dalam kesempatan itu, tim Dekranasda dan Disperindagkop langsung dengan para perajin untuk menggali berbagai kendala yang dihadapi, baik dalam hal produksi, pemasaran, maupun pengembangan usaha berbasis bahan lokal.
Tim juga meninjau lokasi tempat pembuatan tudung saji milik warga setempat untuk melihat proses produksi secara langsung.
“Produk kerajinan dari pandan ini memiliki potensi besar untuk menjadi komoditas unggulan daerah, asalkan terus dilakukan peningkatan pada desain dan strategi pemasaran,” ujar Susi Yenty di sela kunjungan tersebut.
Dekranasda Lingga menegaskan komitmennya untuk terus mendorong perkembangan sektor kerajinan daerah melalui pendampingan berkelanjutan.
Upaya ini diharapkan dapat memperkuat posisi pengrajin lokal di pasar yang lebih luas, sekaligus melestarikan nilai-nilai seni dan budaya Melayu yang menjadi identitas Kabupaten Lingga. (TribunBatam.id/Febriyuanda)
| Wakil Bupati Lingga Ingatkan ASN Tak Live di Sosmed saat Jam Kerja: Jangan Flexing |
|
|---|
| Damkar Lingga Evakuasi Ular Piton 3 Meter Mangsa Ayam Warga Desa Teluk Rhu |
|
|---|
| Kapolres Lingga Beri Pesan Tegas ke Personel Soal Tanggung Jawab Bertugas |
|
|---|
| Ada Pergelaran Seni Hingga Tradisi Makan Berhidang, Semarak HUT ke 22 Lingga |
|
|---|
| Napi di Lingga Dilatih Mengelas Hingga Service AC, Lapas Dabo Gandeng PKBM |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.