Natuna Terkini

Wan Arismunandar, Putra Sungai Ulu Tumbuh dari Rakyat dan Kembali Mengabdi Lewat Parlemen Natuna

Profil dan perjalanan karier Wan Arismunandar (50), Wakil Ketua ll DPRD Kabupaten Natuna periode 2024-2029.

Penulis: Birri Fikrudin | Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam/Birri Fikrudin
Wan Arismunandar (50), Wakil Ketua ll DPRD Kabupaten Natuna periode 2024-2029. 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Bagi Wan Arismunandar (50), politik bukan sekadar panggung jabatan, melainkan ladang pengabdian untuk tanah kelahirannya Natuna.

Pria kelahiran Sungai Ulu, 14 Juli 1975 itu kini menjabat sebagai Wakil Ketua II DPRD Natuna Periode 2024-2029.

Namun, jalan panjang menuju kursi parlemen itu tak semulus yang dibayangkan.

Di balik sosoknya yang tenang dan bersahaja, Wan Aris, begitu ia akrab disapa, menyimpan perjalanan panjang dan penuh liku.

Ia tumbuh di lingkungan sederhana, yang sejak kecil sudah terbiasa bekerja keras dan hidup berdampingan dengan masyarakat desa.

“Dulu saya wiraswasta, kerja apa saja, selayaknya orang Natuna. Kadang melaut, berkebun, bertani, bahkan kerja serabutan. Apa yang bisa dikerjakan, saya kerjakan,” ujarnya kepada tribunbatam.id Selasa (7/10/2025).

Tak hanya dikenal sebagai pekerja keras, ia juga aktif di lingkungan sosial dan kepemudaan.

Bahkan, ia pernah menjadi tokoh pemuda di Desa Sungai Ulu, tempat ia dilahirkan dan dibesarkan.

Wan Aris menempuh pendidikan dasar hingga menengah di Natuna.I

Ia bersekolah di SD Sungai Ulu, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Bunguran Timur, dan SMA Negeri 1 Bunguran Timur.

Selain itu, semasa muda ia juga aktif sebagai penggiat olahraga, terutama sepak bola yang menjadi hobi utamanya.

Ia sering tampil di berbagai turnamen antar kampung, bahkan kerap diundang bermain hingga luar Ranai.

Kedekatannya dengan masyarakat desa dan pengalaman hidup yang membumi, menjadi modal penting dalam karier politiknya dikemudian hari.

Rupanya, jiwa kepemimpinan telah melekat kuat di dalam dirinya. Ayahnya, Wan Zawali, adalah salah satu tokoh besar di Natuna.

Sang ayah menjabat sebagai Kepala Desa Sungai Ulu selama 32 tahun berturut-turut, sebuah masa pengabdian yang jarang ditemui.

Tak hanya itu, di penghujung masa jabatannya, Wan Zawali juga dipercaya memegang amanah sebagai Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Natuna, hingga akhir hayatnya pada November 2021.

“Sosok ayah saya itu sangat mendominasi perjalanan hidup saya. Beliau pemimpin yang bijak dan selalu dekat dengan rakyat. Dari beliau saya belajar dan termotivasi,” kenang Wan Aris.

Lebih lanjut, karier politik Wan Aris dimulai pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014.

Saat itu, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan perubahan sistem dari nomor urut menjadi suara terbanyak.

Keputusan itu membuka peluang baru bagi kader muda seperti dirinya, untuk tampil dan bersaing secara terbuka.

“Begitu sistem berubah, saya merasa inilah kesempatan. Dengan dukungan masyarakat, saya berani mencalonkan diri dari Partai Golkar,” katanya.

Dengan modal tekad, kiprah yang kuat dikepengurusan pantai, dan jejaring sosial yang kuat, ia akhirnya terpilih menjadi anggota DPRD Natuna pada 2014 dari Dapil 1.

Namun yang mengejutkan, baru satu tahun dua bulan duduk di kursi dewan, ia membuat keputusan besar.

Keputusan itu ialah mengundurkan diri untuk maju sebagai calon Wakil Bupati Natuna, mendampingi petahana Ilyas Sabli.

"Tepat 14 bulan saya menjadi anggota DPRD, saya memilih mundur untuk ikut Pilkada 2015 lalu sebagai calon wakil Bupati," tambahnya.

Keputusan itu tentu tidak mudah. Saat itu, aturan Mahkamah Konstitusi mengharuskan anggota DPRD yang maju Pilkada untuk mundur dari jabatannya.

Celakanya, aturan itu keluar setelah dirinya resmi mendaftarkan diri di Pilkada.

“Saya jadi dihadapkan pada pilihan sulit. Kalau mundur dari Pilkada, saya harus ganti rugi besar ke negara. Tapi kalau lanjut, saya harus rela kehilangan kursi DPRD yang susah saya dapatkan,” kenangnya.

Dengan penuh keyakinan, ia memilih tetap maju di Pilkada 2015 dan mengundurkan diri dari DPRD.

Namun, hasil belum berpihak kepadanya. Pasangan Ilyas-Wan Aris gagal memenangkan kontestasi.

“Akhirnya kami gagal dan belum rezeki. Tapi saya tidak menyesal. Saya belajar banyak dari proses itu,” ucapnya.

Usai Pilkada, Wan Aris pun kembali ke kehidupan masyarakat. Ia menekuni lagi dunia wiraswasta dan terus berinteraksi dan berbaur dengan warga.

Dalam fase itu, selama beberapa waktu ia mengaku tidak begitu aktif di partai politik.

Namun, takdir kembali berkata lain berkat tawaran dari koleganya di Plkada, yaitu Ilyas Sabli.

Sang sahabat sekaligus rekannya itu, mengajaknya bergabung ke Partai NasDem, dengan harapan bisa membangun semangat baru dalam politik Natuna.

“Setelah diskusi panjang, kami sepakat pindah ke NasDem. Waktu itu pak Ilyas ditunjuk sebagai DPD Nasdem Natuna dan saya sebagai sekretaris partai," terangnya.

Langkah itu terbukti tepat, saat Pileg 2019 menghampiri mereka.

Ilyas Sabli maju di tingkat Provinsi Kepulauan Riau (Dapil Natuna–Anambas), sementara Wan Aris bertarung di Dapil 1 Natuna.

Hasilnya, keduanya sama-sama terpilih. Wan Aris memperoleh 833 suara sah, mengantarkan Partai NasDem meraih dua kursi di DPRD Natuna.

Ia pun dipercaya memimpin Komisi I DPRD Natuna Periode 2019-2024.

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2022, ia mendapat amanah baru dari partai untuk menjabat sebagai Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Natuna.

Pengalaman dan kerja nyata membuat namanya kian dikenal dan membekas dimasyarakat.

Di Pemilu 2024, Wan Aris kembali mencalonkan diri dari Dapil 1.

Dukungan masyarakat kian meluas dan kepercayaan semakin tinggi, ia berhasil meraih 1.219 suara sah.

Perolehan itu, menjadikannya peraih suara tertinggi kedua di partainya setelah Rian Hidayat dari Dapil 2.

Hasil itu, mengantarkan Partai NasDem meraih tiga kursi di DPRD Natuna, masing-masing satu kursi di setiap dapil.

Dengan rekam jejak dan pengalaman legislatifnya, Wan Aris pun dipercaya menjabat sebagai Wakil Ketua II DPRD Natuna Periode 2024-2029.

“Ini perdana Nasdem masuk di Pimpinan. Suara saya nomor dua di partai, tapi karena peraih suara terbanyak baru pertama kali jadi anggota dewan, maka sesuai aturan dan jenjang kepartaian, saya dipercaya menjadi Wakil Ketua II,” jelasnya.

Bagi Wan Aris, politik adalah sarana untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat, bukan sekadar jabatan.

Sejak duduk di parlemen, ia konsisten turun ke lapangan, mendengarkan keluhan warga, dan memperjuangkan aspirasi mereka di ruang kebijakan.

“Saya selalu berusaha hadir di tengah masyarakat. Berawal dari kedekatan saya dengan tokoh penting Natuna dimasa lalu. Saya termotivasi untuk membantu rakyat. Caranya ya harus masuk ke dalam sistem. Dari situ kita bisa berbuat lebih,” ujarnya.

Ia menegaskan, bahwa seluruh perjuangannya dilandasi niat untuk menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat Natuna.

“Dari 2019 sampai sekarang, banyak aspirasi yang sudah kita perjuangkan. Prinsip saya, dengarkan dulu keluhan masyarakat, baru cari jalan keluarnya. Dan itu yang membuat masyarakat masih percaya sampai hari ini,” tambahnya.

Tapi tetap, dibalik perjalanannya ini, bagi Wan Aris, sosok sang ayah Wan Zawali bukan sekadar panutan, tetapi juga sumber kekuatan moral dalam berpolitik.

“Beliau jadi motivasi terbesar saya. Dari beliau saya belajar, dan berupaya selalu berada di tengah rakyat,” kata Wan Aris.

Kini, di usia 50 tahun, perjalanan panjangnya dari pemuda desa, wiraswasta, hingga menjadi Wakil Ketua DPRD Natuna adalah buah dari tekad dan kerja kerasnya. (Tribunbatam.id/birrifkrudin).

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved