Nelayan Natuna Tersenyum saat Musim Duyek, Harga Jual Gurita Naik Fantastis

Musim gurita atau yang akrab disebut musim duyek oleh warga lokal bikin nelayan lokal tersenyum karena harganya yang naik fantastis.

Dok Warga untuk Tribun Batam
NELAYAN NATUNA - Potret aktivitas warga Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) saat mencari gurita atau duyek di perairan setempat. Harga jual gurita menjadi berkah bagi nelayan di sana. 

TRIBUNBATAM.id, NATUNA - Rudi, seorang nelayan Natuna tersenyum saat musim gurita atau yang akrab disebut duyek oleh warga lokal.

Nelayan Natuna asal Desa Kelanga, Kecamatan Bunguran Timur Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengaku jika harga gurita tipe A dengan berat 1,5 hingga 2 kilogram tembus Rp90 ribu per kilogram.

Sementara, untuk tipe B dengan berat sekitar 1 kilogram Rp80 ribu.

Serta gurita tipe C untuk berat dibawah satu kilo Rp70 ribu per kilogram.

“Alhamdulillah, tahun ini harganya tinggi. Kalau dapat 6 sampai 7 kilo sehari, lumayan untuk kebutuhan rumah tangga,” ujar Rudi, salah satu nelayan asal Kelanga kepada TribunBatam.id, Minggu (9/11/2025).

Rudi bercerita, ia biasanya berangkat ke laut sejak pagi buta dan kembali menjelang siang.

Berbekal alat pancing khusus dan umpan tradisional, ia bersama warga lain menyisir dan menyelam di perairan tak jauh dari pelabuhan desa.

Namun, meski harga sedang tinggi, hasil tangkapan tahun ini disebut tidak sebanyak musim tahun sebelumnya.

“Sekarang gurita agak susah, kalau tahun lalu banyak tapi harga lebih rendah. Tapi sangat membantu kami dengan harga sekarang” tambahnya.

Kegiatan mencari gurita di Kelanga tak hanya dilakukan oleh nelayan tetap.

Saat musim duyek tiba, banyak warga lain yang ikut turun ke laut demi mencari rezeki tambahan.

Suasana desa pun tampak lebih hidup, dengan perahu-perahu kecil yang hilir mudik di perairan dangkal.

"Kalau saya biasanya dapat lah paling tinggi 8 kilo perhari, hasilnya tak tentu juga. Tapi luamayan," katanya.

Selain itu, Nelayan di wilayah Pulau Laut, juga merasakan hal yang sama.

Namun, harga gurita sedikit lebih rendah dibanding di Kelanga.

Di sana, harga tipe A dibanderol sekitar Rp75 ribu per kilogram.

Meski begitu, antusiasme masyarakat tetap tinggi, dan harga terbilang lebih baik dari tahun lalu.

“Walau hasilnya tak menentu, warga di Pulau Laut ini tetap ramai dan semangat cari gurita setiap hari," tutur Sendry, nelayan asal Pulau Laut.

Ia juga mengakui, populasi gurita di laut mereka juga tampak menurun dibanding tahun lalu.

Namun dengan harga yang lebih baik, para nelayan merasa tetap terbantu.

“Tapi itulah tahun ini jauh merosotnya, kadang sehari mau dapat 10 kilo saja susah. Tapi karena harga tinggi, hasil sedikit pun tetap bernilai,” ucapnya.

Musim duyek sendiri biasanya berlangsung beberapa bulan dalam setahun, dan menjadi salah satu momen penting bagi masyarakat pesisir Natuna.

Selain menambah penghasilan, aktivitas ini juga menjadi bagian dari tradisi turun-temurun yang lekat dengan kehidupan laut warga setempat. (TribunBatam.id/Birri Fikrudin)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved