MAHASISWI TEWAS DI PANTAI
Radiet Bunuh Mahasiswi Unram Gegara Tolak Hubungan Intim, Korban Dibekap di Pasir
Kasat Reskrim Polres Lombok Utara AKP Punguan Hutahaean membeberkan beberapa temuan penyidik dalam kasus itu.
TRIBUNBATAM.id - Seorang mahasiswa Universitas Mataram, Radiet Ardiansyah ditetapkan menjadi tersangka pembunuhan kekasihnya yang merupakan mahasiswi bernama Ni Made Vaniradya Puspa.
Kasus pembunuhan tersebut terungkap setelah Vani ditemukan tewas di Pantai Nipah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Sedangkan Radiet dalam kondisi kritis dengan luka parah di bagian wajah serta kepalanya.
Dugaan awal Radiet dan Vani dirampok serta diserang oleh orang tidak dikenal.
Ternyata hasil penyidikan polisi mengungkapkan fakta berbeda, Vani diduga dibunuh oleh Radiet.
Radiet bahkan sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Vani di Pantai Nipah tersebut.
Kasat Reskrim Polres Lombok Utara AKP Punguan Hutahaean membeberkan beberapa temuan penyidik dalam kasus itu.
AKP Punguan menjelaskan bahwa sempat terjadi perkelahian hebat antara Vani dengan Radiet.
Pemicu perkelahian diduga karena mahasiswi Universitas Mataram itu menolak berhubugan intim.
“Hasil visum kemaluan korban ditemukan luka, dicocokan dengan posisi tersangka saat di lokasi di sebelah kiri dapat kita sambungkan tersangka mencoba memasukkan jari ke bagian kemaluan,” kata Punguan.
Punguan mengungkapkan minimnya saksi yang melihat peristiwa tersebut, membuat penyidik menggunakan pendekatan psikologi untung mengungkap kejadian ini.
Hasil pemeriksaan psikologi terhadap Radiet, diketahui dia mampu membuat skenario dengan ketenangan dan hanya bereaksi topik tertentu dibicarakan serta ada ketertarikan seksual.
“Ada tanda-tanda khusus saat pemeriksaan psikolginya, pada saat membahas kematian jenazah tersangka mengeluarkan air mata, suara stabil dan nada bicara stabil,” kata Punguan.
Baca juga: Keluarga Tak Terima Radiet Jadi Tersangka Pembunuhan Mahasiswi di Pantai Nipah, Ungkap Kejanggalan

Namun saat diberikan topik terkait peristiwa kematian bibiknya, Radiet menunjukkan kondisi yang tidak stabil, menangis histeris dan suara bergetar.
“Jadi perbedaan respon terhadap dua topik yang sama-sama kehilangan menjadi petunjuk rangkain dari motif pelaku,” kata Punguan.
Penyidik juga melakukan pemeriksaan poligraf untuk mengetahui keterangan yang disampaikan pelaku, hasilnya tersangka berbohong.
Polisi memastikan keduanya bukanlah korban begal seperti yang disampaikan sebelumnya, pasalnya barang-barang berharga milik korban masih ada di lokasi kejadian.
"Bila ada pelaku lain mengapa dia membiarkan satu saksi untuk hidup, jika dia (pelaku lain) ingin mencuri kenapa dibiarkan perhiasan menempel di badan," kata Punguan.
Punguan juga mengungkapkan, jika memang keduanya korban begal mengapa harus repot memindahkan salah satu di antara mereka sampai jarak 200 meter.
Kejanggalan lain juga kata Punguan, tersangka mengaku dia disuruh membuka baju oleh pelaku lain. Namun nyatanya ada bercak darah di bajunya.
Pada saat itu tersangka mengaku kondisi sudah gelap sehingga dia tidak mengenali pelaku pemukulan, namun faktanya kata Punguan di sana masih terang tidak seperti yang diceritakan.
Penyebab Kematian Mahasiswa Unram di Pantai Nipah
Hasil autopsi terhadap penyebab kematian dari Ni Made Vaniradya Puspa Nitra, karena dibekap ke dalam pasir oleh tersangka.
"Penyebab kematian kurang oksigen, ada bekas tekan pada korban dan serbuk pasir pada tenggorokan. Sehingga diindikasikan korban di bekap selama 10 menit ke dalam pasir," kata Punguan.
Kesaksian Radiet Ardiansyah soal Kejadian di Pantai Nipah
Radit Ardiansyah (19) asal Kabupaten Sumbawa memberikan kesaksian, terkait insiden yang menimpa dirinya di Pantai Nipah Kabupaten Lombok Utara, Selasa (26/8/2025).
Radit dan pacarnya Made Vaniradya Puspa Nitra (19) diduga menjadi korban kekerasan orang tak dikenal, saat sedang menikmati matahari tenggelam di pantai itu.
Nahas akibat kejadian tersebut sang pacar merenggut nyawa dan ditemukan dalam keadaan telungkup dipinggir pantai, sementara dirinya mengalami luka serius di bagian wajah dan sekujur tubuhnya.
Radit mengaku tidak mengenal orang yang melakukan penganiayaan tersebut, namun dia masih ingat wajah dari orang tersebut.
"Cowok, tidak kenal sama sekali, satu orang yang melakukan," kata Radit.
Remaja asal Sumbawa ini mengatakan, saat ia duduk bersama pacarnya tiba-tiba pelaku muncul dari belakang, dengan membawa sebilah bambu. Sebelum memukul Radit sempat ditanya tujuannya di sana.
"Saya jawab, kami tidak ngapa-ngapain disini, periksa saja tas kami pak, jajan doang isinya," kata Radit mengingat percakapannya dengan pelaku.
Radit mengaku saat itu kondisinya sudah gelap, pelaku sempat menanyakan kepada keduanya alasan belum pulang. Ia pun menjawab bahwa saat itu mereka akan pulang.
"Tapi ditahan sama dia, terus saya pingsan bangun pas ibu itu datang," kata Radit.
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul "Terungkap Sebelum Tewas Mahasiswi Unram Cekcok Gegara Tolak Berhubungan Intim, Dibekap ke Pasir"
Keluarga Tak Terima Radiet Jadi Tersangka Pembunuhan Mahasiswi di Pantai Nipah, Ungkap Kejanggalan |
![]() |
---|
Kebohongan Radiet Terbongkar, Mahasiswi Unram Bukan Tewas Dibegal Melainkan Dibunuh |
![]() |
---|
Firasat Buruk Ayah Mahasiswi Unram sebelum Anaknya Tewas di Pantai Nipah, 1 Rekan Korban Luka Parah |
![]() |
---|
4 Fakta Mahasiswi Unram Tewas Dianiaya di Pantai Nipah, sang Kekasih Luka Parah di Wajah |
![]() |
---|
Pengakuan Mencekam Mahasiswa Korban Kekerasan OTK di Pantai Nipah, Kekasihnya Tewas Dipukul Bambu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.