Tagih Uang Nasabah, Wanita Muda Ditemukan Tewas di Kebun Kelapa

Pegawai koperasi BUMN ditemukan tewas di kebun kelapa usai menagih uang setoran dari nasabah

Taufan
MAYAT KARYAWAN- Karyawan koperasi PNM BUMN ditemukan tewas tak wajar di dalam kebun kelapa miliki warga di Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (20/9/2025) pagi. 

TRIBUNBATAM.id - Jenazah Hijrah (19) , pegawai koperasi BUMN ditemukan di Dusun Tanga-tanga, Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, Sabtu (20/9/2025).

Kondisinya mengenaskan saat ditemukan di kebun kelapa.

Ia hanya mengenakan pakaian dalam. Baju kerjanya berlogo jasa keuangan milik BUMN terlilit di lehernya.

Sebelum ditemukan tewas, Hijrah menagih ke rumah nasabah lalu dilaporkan hilang kontrak oleh rekan kerjanya.

Lokasi penemuan jenazah tak jauh atau masih satu desa dengan tempat dia menagih di rumah salah seorang nasabah.

Kepergian Hijrah secara tak wajar, meninggalkan duka mendalam.

Rupanya, ia adalah tulang punggung bagi keluarga.

Selama ini, ia hidup bersama neneknya di Desa Maponu, Sarjo.

Dia tinggal bersama neneknya karena ayah dan ibunya sudah lama cerai.

Menurut penuturan sepupunya, Fini, Hijrah dikenal sebagai cucu penuh tanggung jawab.

Meski harus bekerja di koperasi, ia tetap menyempatkan diri merawat neneknya yang menderita pikun dan tak lagi mampu bangun dari tempat tidur. 

“Dia itu anak baik, selama ini neneknya sakit-sakitan dirawat sama Hijrah," ucapnya.

Namun, sejak kerja di PNM, Hijrah hanya bisa pulang hari Minggu dan malam Senin.

Sisanya, ia sibuk bekerja untuk menghidupi diri dan membantu neneknya.

Namun, malang tak dapat ditolak. 

Nenek Hijrah tidak mengetahui sama sekali tragedi yang menimpa cucunya itu, lantaran kondisi pikun yang semakin parah.

Hingga kini, perempuan tua itu masih terbaring lemah di rumah tanpa menyadari cucu yang selama ini setia merawatnya telah pergi untuk selamanya.

Sementara itu, ibu Hijrah yang tinggal di Pantai Timur, Sulawesi Tengah, langsung bergegas pulang ke Desa Maponu setelah mendengar kabar duka tersebut.

Tangis pecah begitu ia tiba di rumah duka, mendapati kenyataan pahit kehilangan putri kandungnya dalam kondisi tragis. 

Kabar kematian Hijrah bukan hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga.

Juga menjadi pukulan berat bagi rekan-rekan kerjanya.

Sosoknya dikenal sederhana, pendiam, dan jarang menolak ketika diminta bantuan.

Kini, Desa Maponu diselimuti duka. 

Warga berdatangan untuk melayat dan memberikan doa terakhir bagi Hijrah, gadis muda yang pergi terlalu cepat dengan kisah hidup yang penuh pengorbanan dan ketabahan.

Komunikasi terakhir

Sebelum ditemukan meninggal dunia pada Sabtu, 20 September 2025, HJ ternyata berkomunikasi dengan atasannya melalui pesan WhatsApp.

Berikut petikan percakapan Hj dengan atasannya yang tersebar di media social:HJ (21.40):  "Oh iya."

Atasan (21.55):  – Panggilan suara (tidak dijawab)   "Hijrah. Di mana sudah kamu?"  – "Hati-hati ya."

HJ (21.56):  "Jangan ditelepon Bu, karena sementara dia bonceng saya, nanti dia curiga."  "Bu, doakan saya."  "Dari tadi tidak ada rumah yang dilewati."  "Baru jalan ada jaringan di sini."

Atasan (21.56):  "Iya hati-hati."  "Berdoa."

HJ (21.57):  "Aduh, saya takutnya ini orang dendam."

Atasan (21.57):  "Beh, jangan dipikir begitu."

Tak lama setelah percakapan itu, komunikasi dengan HJ terputus sekitar pukul 22.00 WITA. 

Upaya keluarga dan rekan kerja untuk menghubunginya tidak berhasil.

Hingga akhirnya, dua hari kemudian, jasad HJ ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.(*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunsulbar.com dengan judul Sebelum Dibunuh Karyawati Koperasi di Pasangkayu Sempat Chat Atasan Mengaku Takut: Doakan Saya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved