Ponpes Al Khoziny Ambruk

Tertimpa Bangunan Ketika Sedang Sholat, Rosi Kehilangan Satu Kakinya, Kini Kepingin Punya Kaki Palsu

Diketahui, Rosi tertimbun 3 hari dibalik rerintuhan. Ia bertahan hidup dalam celah reruntuhan bangunan musala ponpes Al

Editor: Eko Setiawan
kolase Liputan 6/istimewa
KAKI PALSU - Rosi, santri yang diamputasi kakinya karena tertimpa reruntuhan musala ponpes Al Khoziny, cuma ingin kaki palsu. 

"Pikiran sudah mati. mati, mati. Pasrah," akunya dengan suara lirih. 

Setelah tiga hari, datang seseorang berteriak menanyakan apakah ada orang di dalamnya. 

Rosi pun langsung berteriak menjawabnya. 

"Ada pak, sini pak, tolong-tolong. Iya, tunggu tunggu. Ditanyaian namanya siapa," katanya. 

Akhirnya, tim SAR berusaha mengevakuasi Rosi dengan mengebor beton yang menutupinya.

Saat itu, dia terpaksa menepis tangan temannya yang sudah tak berdaya di sampingnya karena harus ditarik ke luar oleh tim SAR. 

"Saya disuruh duluan. Timnya masuk ngebor cor-coran yang ada di kaki, diangkat," ungkapnya. 

Meski insiden itu hampir merenggut nyawanya, Rosi mengaku tidak trauma mondok. 

Dia bahkan bertekat akan melanjutkan belajar di Ponpes Al Khoziny. 

"Kalau udah sembuh, mau melanjutkan mondok," pungkasnya. 

Nur Ahmad Kehilangan Lengan

Kisah tak kalah memilukan dialami Nur Ahmad, santri lainnya. 

Nur Ahmad harus rela kehilangan lengannya setelah diamputasi akibat tertimpa beton runtuhan bangunan ponpes. 

Keputusan amputasi di tempat kejadian itu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Nur Ahmad agar tidak banyak kehilangan darah kalau harus menunggu runtuhan beton diangkat dahulu. 

Nur Ahmad mengaku tidak mampu melarikan diri setelah sejumlah batu dan beton menimpa tubuhnya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved