Ponpes Al Khoziny Ambruk
Dipantau Negara Lain, Simak Kronologi Lengkap Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafii mengonfirmasi hal tersebut dalam konferensi pers, pada Senin (6/10/2025).
TRIBUNBATAM.id - Tim SAR gabungan hingga kini masih berjuang untuk mengevakuasi korban tragedi robohnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9/2025), lalu.
Total sudah ada 104 orang selamat dan 65 korban tewas serta enam potongan tubuh yang sudah dievakuasi oleh Tim SAR gabungan dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny.
Ternyata proses pencarian dan evakuasi korban insiden Ponpes Al Khoziny dipantau oleh sejumlah negara.
Khususnya negara-negara Asia rupanya terlibat dalam memonitor upaya tim SAR gabungan untuk mengevakuasi korban.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafii mengonfirmasi hal tersebut dalam konferensi pers, pada Senin (6/10/2025).
Konferensi pers tersebut digelar di Posko Basarnas di dekat Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
“Dalam prosesnya, kami juga menggunakan alat-alat yang canggih dan berstandart internasional. Semua prosesnya termonitor melalui sejumlah aplikasi dengan negara-negara lain. Dan kami bisa mempertanggungjawabkan semua yang kami lakukan sudah sesuai dengan aturan yang ada,” tegasnya.
Tak berhenti di situ saja, Syafii juga membeberkan proses evakuasi yang dilakukan sejak hari pertama hingga kedelapan.
Ketika hari pertama evakuasi, diperkirakan ada sekira 140 orang sedang salat berjamaah di lantai dasar.
Sedangkan di lantai empat, juga sedang ada aktivitas pengecoran yang dilakukan sejumlah orang.
“Tipe reruntuhan ini kita menyebutnya pancake colabs. Sejak awal, kita langsung tentukan strategi dan pola operasinya. Kita juga petakan lokasi dengan area A1, A2, A3, dan A4,” urainya.

Baca juga: Identitas 7 Jenazah Baru Tragedi Ponpes Al Khoziny, Semuanya Santri Usia Remaja
Basarnas mencatat, pada hari pertama ada 91 korban terselamatkan secara mandiri.
Kemudian Basarnas tiba di lokasi dan melakukan assesment terhadap kondisi reruntuhan yang ada.
Hari kedua pencarian, petugas berhasil mendeteksi 15 korban selamat di bawah reruntuhan.
Dalam upayanya, setelah dievakuasi ternyata tiga korban tidak selamat.
Hari berikutnya, Basarnas mendeteksi 15 korban lagi.
Setelah diupayakan bisa terevakuasi, diketahui tujuh korban yang ada di titik itu.
Hasilnya, lima berhasil dievakuasi dengan selamat, lainnya sudah meninggal dunia.
“Kondisi reruntuhan menyulitkan evakuasi terhadap korban yang jebak di dalam. Kemudian kita buat lubang dari bawah untuk bisa mengakses para korban dan mengevakuasinya,” lanjut Sfafii.
Sejak awal, banyak sekali peralatan dan sarana yang didatangkan.
Tapi waktu itu tim SAR berusaha menyelamatkan korban yang selamat, sehingga dipilih secara manual dengan membuat lubang.
Selanjutnya, Basarnas melakukan reassesment sampai tiga kali.
Setelah diyakinkan bahwa tidak ada tanda-tanda korban yang memungkinkan diselamatkan dalam kondisi hidup, alat berat pun dilebarkan.
Dan kejadian ini sudah dinyatakan masuk kategori bencana nasional.
“Kita juga sudah mendapat izin dari keluarga korban untuk mengerahkan alat berat. Akhirnya, hari Kamis kemarin alat berat dikerahkan ke lokasi. Tapi alatnya pun yang yang terpilih. Tidak semua,” ujar dia.

Baca juga: Tim SAR Nangis Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny, Banyak Rintihan dan Jenazah Sujud
Kenapa demikian, area akses masuknya terbatas. Kemudian area manuver juga terbatas. Sehingga petugas sangat hati-hati dan sampai melibatkan ahli Kontruksi untuk melakukan evakuasi di lokasi.
Petugas juga harus menjaga agar evakuasi tidak berpengaruh terhadap bangunan yang ada atau yang masih eksisting.
Hari keempat pencarian itu mulai disisir dari atas. Petugas kemudian berhasil mengevakuasi sembilan orang korban.
Dan sejak saat itu semua korban yang dievakuasi langsung dilarikan ke RS Bhayangkara untuk proses identifikasi oleh DVI Polda Jatim.
“Hari Sabtu ada 13 korban dievakuasi I, dan ada satu body part. Kemudian hari Minggu ada 27 korban, yang 4 di antaranya merupakan body part atau potongan tubuh. Kemudian kemudian hari ini ada 11 korban telah dievakuasi, satu diantaranya body part,” urainya.
Syafii menegaskan, pencarian terus dilanjutkan sampai semua tuntas. Sampai di lokasi benar-benar dinyatakan clear dan tidak ada korban lagi.
Di internal Basarnas, pencarian biasanya dilakukan tujuh hari dan bisa diperpanjang sampai tiga hari, kemudian bisa diperpanjang tiga hari lagi dan seterusnya.
Tapi untuk kejadian di Buduran ini, disebutnya bukan cuma Basarnas. Banyak kementrian juga terlibat, sehingga Basarnas tidak bisa memutuskan sendiri.
“Kami tegaskan, untuk kegiatan di sini kita lakukan sampai benar-benar clear alias setelah dipastikan tidak ada korban lagi di lokasi kejadian,” ujarnya.
Tapi bukan berarti kegiatan terkait ini selesai. Karena, lanjut Syafii, masih ada pihak lain yang terus bekerja. Termasuk dari BNPB, kementrian terkait, DVI, dan beberapa instansi lain sebagaimana fungsinya masing-masing.
Terkait keluhan beberapa pihak yang menyebut pencarian lambat, Syafii mengatakan bahwa pihaknya bisa memaklumi itu.
Apalagi yang mengeluh adalah keluarga korban. Tapi, ditegaskannya bahwa Basarnas bergerak sebagaimana aturan dan semua operasi yang dilakukan bisa dipertanggungjawabkan.
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul "Kronologi Operasi SAR di Ponpes Al Khoziny Sejak Hari Pertama, Aktivitas Dipantau Internasional"
Identitas 7 Jenazah Baru Tragedi Ponpes Al Khoziny, Semuanya Santri Usia Remaja |
![]() |
---|
Kesaksian Syaiful Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny, Ingin Kaki Palsu setelah Diamputasi |
![]() |
---|
Tertimpa Bangunan Ketika Sedang Sholat, Rosi Kehilangan Satu Kakinya, Kini Kepingin Punya Kaki Palsu |
![]() |
---|
Tim SAR Nangis Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny, Banyak Rintihan dan Jenazah Sujud |
![]() |
---|
Sosok Abdul Aziz Anggota DPKP Kota Surabaya, Lakukan Aksi Heroik Selamatkan Santri Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.