PENYEKAPAN DI TANGERANG
Cerita Utuh Penyekapan dan Penganiayaan 4 Orang di Tangsel, Intip Peran 9 Tersangka
Kasus penyekapan disertai penganiayaan itu terungkap setelah seorang korban bernama Dessi berhasil melarikan diri.
TRIBUNBATAM.id - Insiden memilukan menimpa empat orang yaitu Indra, Nurul alias Ibenk, Ajit Abdul Majid dan Dessi.
Keempat orang tersebut ternyata menjadi korban penyekapan di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Sabtu (11/10/2025).
Sebanyak sembilan orang pelaku penyekapan dan penganiayaan, akhirnya diringkus polisi dan ditetapkan menjadi tersangka.
Kasus penyekapan disertai penganiayaan itu terungkap setelah seorang korban bernama Dessi berhasil melarikan diri.
Pihak kepolisian yang mendapatkan laporan dari Dessi, langsung bergerak menangkap pelaku.
Hingga akhirnya terdapat sembilan pelaku yang ditangkap yaitu MAM (41), NN (52), VS (33), HJE (25), S (35), APN (25), Z (34), I (usia tidak disebutkan), MA (39).
Kronologi Penyekapan dan Penganiayaan
- Transaksi jual beli mobil tahun 2021 dengan DP (down payment) Rp 49 juta antara korban dan pelaku NN.
- Empat korban hendak bertemu NN di sebuah angkringan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2025) pukul 22.30 WIB, untuk menyelesaikan transaksi.
- NN datang bersama pelaku lainnya tiba-tiba merampas ponsel dan tas milik para korban.
- Lalu kempat korban dipaksa masuk ke dalam mobil menuju rumah di Pondok Aren, mata para korban ditutup dengan kain hitam.
- Dari situ lah, penyiksaan dimulai menggunakan selang, kabel, hingga hanger secara bergantian dilakukan pelaku.
- Dessi berhasil kabur, pada Senin (13/10/2025), pukul 04.50 WIB.
- Dessi bertemu sopir taksi yang membantunya mengantar ke rumah ibu mertuanya di wilayah Cibubur.
- Dessi akhirnya melapor ke Polda Metro Jaya agar tiga korban lainnya dapat diselamatkan.
- Polisi menyelamatkan tiga korban di tempat kejadian perkara (TKP) dan menangkap pelaku.
Siapa saja yang terlibat
- Indra - Korban
- Dessi - Korban (istri Indra)
- Nurul alias Ibenk - Korban
- Ajit Abdul Majid - Korban
- MAM (41) – Koordinator lapangan, eksekutor, penyedia mobil, dan pelaku penyiksaan serta pemerasan (tersangka).
- NN (52) – Koordinator lapangan, penjebak korban, dan turut memeras korban. Ia merupakan seorang wanita (tersangka).
- VS (33) – Menyuruh merekam video viral, menyiksa korban, menjaga korban, dan menyediakan tempat penyekapan (tersangka).
- HJE (25) – Terlibat dalam penyiksaan korban (tersangka).
- S (35) – Eksekutor, menyiksa korban, dan penyedia rumah (tersangka).
- APN (25) – Merekam video penyiksaan dan terlibat dalam proses penculikan (tersangka).
- Z (34) – Menyiksa korban (tersangka).
- I (usia tidak disebut) – Eksekutor, koordinator lapangan, menyiksa korban, dan menyediakan mobil (tersangka).
- MA (39) – Penyedia rumah tempat korban disekap (tersangka).
Baca juga: 4 Korban Penyekapan di Tangerang Disiksa Habis-habisan, Dicambuk Selang dan Kabel, Badan Penuh Luka
Dessi Diminta Keluar Kamar
Dessi bercerita, dirinya diminta keluar dari kamar penyekapan.
Dari luar kamar, ia mendengar rintihan suaminya yang seperti sedang dicambuk oleh para pelaku.
Indra mengaku tidak tahu bagaimana nasibnya jika polisi tidak datang menyelamatkannya.
“Terima kasih Resmob Polda Metro Jaya yang menemukan keberadaan kami, meskipun kami sudah dipindahkan tempat, langsung mereka tidak lama, cepat menemukan kami,” kata Indra kepada wartawan, Kamis (16/10/2025).
“Kalau tidak ditemukan Resmob Polda Metro Jaya, tidak tahu nasib kami seperti apa,” lanjut dia.
Disiksa Habis-habisan
Selama disekap, mereka mengalami siksaan tanpa henti dari para pelaku, termasuk cambukan yang menyebabkan luka gores dan memar di punggung korban.
“Kaki, paha juga, semua, bibir, kepala pada benjol. Kayak membabi buta,” ucap Indra.
“Karena dipukul, karena dicambuki,” ujar Ajit menimpali.
Menurut Indra, para pelaku menyiksa mereka secara bergantian dengan berbagai macam alat.
“Ada yang pakai selang, ada yang pakai kabel, terus gantungan baju, hanger,” kata Indra.
“Paki hanger yang kawat itu, dipukuli, dicambuk-cambuk semuanya badan yang belakang, pakai rokok gitu kan (disundut),” tambah dia.
Dalam kesempatan ini, Nurul mengatakan, pelaku tidak mempunyai rasa kemanusiaan kepada para korban.
“Kayak bukan manusia, Bang. Saya kayak bukan manusia yang enggak dihargai, kayak hewan, saya ditendang,” ujar Nurul sambil menangis.
Sementara itu, Ajid mengungkapkan penyiksaan berlangsung selama berjam-jam mulai sejak tiba pada malam hari di rumah penyekapan hingga pagi hari.
Para korban hanya diberikan waktu istirahat selama satu hingga dua jam.
"Jam 11 (malam) ya, sampai ke rumah penyekapan. Disiksa sampai subuh itu kan, istirahat sejam, dua jam, disiksa lagi. Pokoknya sebentar-sebentar disiksa pokoknya mah. Sangat kejam sekali itu," ungkap Ajid.
Ada Mobil Berplat Polisi dan Seragam
Di lokasi penyekapan dan penculikan terdapat mobil berpelat dinas Polri.
Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pelat dinas Polri yang terpasang di mobil tersebut merupakan pelat palsu.
"Berdasarkan info dari penyidik, maka pelat nomor yang ditemukan itu adalah palsu," kata Ade Ary, Jumat (17/10/2025).
Selain pelat dinas Polri, terdapat seragam kepolisian di rumah yang menjadi tempat penyekapan.
"Kemudian ini masih dilakukan pendalaman milik siapa seragam tersebut," ujar Kabid Humas.
Ia mengungkapkan, penyidik telah menyita senjata airsoft gun yang diduga digunakan pelaku saat menculik korban.
"Ada juga ditemukan benda yang mirip senjata api, ini airsoft gun yang ditemukan di lokasi penyekapan. Ini juga masih dilakukan pendalaman," ungkap Ade Ary.
Baca juga: Proyeksi Dana Desa 2026 Dipangkas, 243 Desa di Tangerang Terima Rp 1 Miliar Lebih di 2025
Berhasil Kabur
Dessi menceritakan kisahnya saat berhasil dari pelaku.
Keempat korban disekap sejak Sabtu (11/10/2025) malam.
Dua hari berselang sekitar pukul 04.50 WIB, Dessi berhasil melarikan diri.
Ia memanfaatkan situasi ketika para pelaku yang berjaga di rumah penyekapan sedang tertidur pulas.
"Saya waktu Subuh hari Senin jam 4.50 mendapati penjaga sudah pada tidur. Ada empat orang, cewek satu, laki-laki ada tiga, sudah terlelap tidur," kata Dessi dalam video yang diterima, Jumat (17/10/2025).
Dessi mencoba mengendap-endap keluar dari rumah tersebut.
Pintu rumah pun dalam kondisi tidak terkunci.
Ia lalu berusaha membuka gerbang rumah, namun tidak berhasil.
Tak kehabisan akal, Dessi bergerak ke pagar besi yang berada di samping gerbang.
Setelahnya, ia nekat memanjat pagar hingga membuat celananya robek.
"Kebetulan pintu rumah tidak terkunci, saya keluar secara perlahan-lahan, mau buka pintu gerbang susah dibuka," katanya.
"Saya pindah lagi ke samping rumahnya yang pagar besi, saya naik dari situ nekat, lompat, sampai celana saya robek," ungkap Dessi.
Ketika sudah berada di luar rumah penyekapan, Dessi berlari sekencang-kencangnya hingga bertemu seorang kakek yang tengah melintas.
Tak lama kemudian, Dessi bertemu sopir taksi yang membantunya mengantar ke rumah ibu mertuanya di wilayah Cibubur.
"Saya bertemu kakek tua yang jadi penolong saya buat ke jalan Raya, saya sempet tanya 'Ini daerah Pak?' katanya Pondok Aren, Tangerang Selatan," kata Dessi.
"Dari situ saya ketemu Bapak taksi yang baik hati, saya diantar ke Cibubur, terima kasih kepada Bapak Taksi," imbuhnya.
Sesampainya di rumah ibu mertua, Dessi langsung menghubungi sejumlah anggota keluarganya yang berada di Bandung.
Ia pun disarankan untuk segera melapor ke Polda Metro Jaya agar tiga korban lainnya dapat diselamatkan.
"Ya sudah saya nurut omongan kakak saya, saya didampingi ke Polda Metro Jaya buat laporan, sampai secepatnya ditindaklanjuti juga dari SPKT dioper ke Resmob, langsung saya diantar ke TKP. Alhamdulillah semua lancar, berjalan dengan sangat cepat," ujar Dessi.
Korban Menangis Diselamatkan
Berdasarkan video yang diterima, sejumlah anggota polisi berpakaian preman terlihat mendatangi rumah yang menjadi lokasi penyekapan.
Polisi sempat bertanya tentang keberadaan korban kepada beberapa orang yang sedang berkumpul di depan rumah.
Setelahnya, polisi membuka pintu kamar di lantai satu dan menemukan satu korban.
Di kamar lainnya yang berada di lantai dua, polisi kembali menemukan dua korban. Polisi meminta keduanya berbalik badan dan membuka pakaian.
Punggung kedua korban terlihat penuh luka yang diduga akibat disiksa oleh para pelaku.
Ketiga korban tampak terharu dan tak kuasa menahan tangis ketika berhasil diselamatkan oleh polisi.
"Saya dipukulin pakai cambuk, bang," kata salah satu korban sambil menangis.
"Saya dipukulin kepala belakang habis, pakai kabel, pakai selang. Diinjak, dipukul, sampai patah gigi juga," ungkap korban lainnya.
(TribunBatam.id)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul "Cerita Dramatis Korban Penyekapan di Pondok Aren, Niat Beli Mobil Berujung Disiksa Habis-habisan"
| Cara Licik 9 Tersangka Sekap dan Aniaya 4 Orang di Tangsel, 1 Korban Berhasil Kabur |
|
|---|
| Pengakuan Pilu 4 Korban Penyekapan di Tangsel, Dihajar Membabi Buta 9 Tersangka |
|
|---|
| 4 Korban Penyekapan di Tangerang Disiksa Habis-habisan, Dicambuk Selang dan Kabel, Badan Penuh Luka |
|
|---|
| Satu Keluarga Disekap dan Disiksa Selama Dua Hari di Rumah Mewah, Perampokan Modus COD Terjadi Lagi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.