Tanjungpinang Terkini

Daya Beli di Kota Tanjungpinang Mulai Berkurang, Pedagang Mengeluh dan Minta Solusi Pemerintah

Pemerintah setempat diharapkan bisa mengambil kebijakan konkret untuk mengatasi persoalan ini.

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Eko Setiawan
Tribun Batam.id/ Ronnye Lodo Laleng
DAYA BELI LEMAH - Pengunjung saat belanja di salah satu mini market yang ada di Batu 9, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri). 

Padahal baginya perokok saat ini tidak berkurang, justru bertambah.

Dia beranggapan, pedagang baru kaki lima, supermarket, dan tokoh-tokoh baru jadi penyebab sepinya daya beli masyarakat.

"Saat ini pedagang warung kelontong, kedai kopi semakin menjamur di Tanjungpinang," akunya. 

Selain itu, kebiasaan warga Tanjungpinang sering membeli barang justru ke Kota Batam. 

"Warga Tanjungpinang yang saya tahu jarang belanja di Tanjungpinang. Mereka lebih senang ke belanja ke Batam, sekalian jalan-jalan di akhir pekan," ujarnya. 

Hal lain yang ikut memengaruhi daya beli, adalah sebagian warga Tanjungpinang asli kini sudah banyak yang merantau ke luar Kepri. 

"Yang ada saat ini adalah warga Batam yang berkantor di Dompak," katanya. 

Mereka lebih suka beli barang di Batam dalam jumlah besar untuk stok selama seminggu di Tanjungpinang. 

Kondisi ini terulang kali secara rutin, sehingga daya beli di Tanjungpinang melemah.

Menurutnya, kondisi tersebut seharusnya menjadi perhatian pemerintah, terutama untuk mengerek kembali daya beli masyarakat. 

Salah satu caranya ialah dengan menstabilisasi berbagai harga pangan pokok. Misalnya, beras yang sempat mengalami kenaikan meski pemerintah mengklaim stok beras aman.

"Harga-harga sembako harus diawasi dengan baik oleh pemerintah, karena ini juga menjadi dampak penurunan pembeli," ujarnya. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng).

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved