Tanjungpinang Ibu kota Provinsi Kepri Rawan Bencana, Polresta Catat 44 Kejadian Sejak Januari 2025

Kota Tanjungpinang sebagai ibu kota Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) rawan bencana alam. Data Polresta mencatat terdapat 44 kejadian sejak Januari 2025

TribunBatam.id/Dok Polresta Tanjungpinang
POLRESTA TANJUNGPINANG - Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol. Hamam Wahyudi, S.H., S.I.K., M.H menjelaskan sarana dan prasarana kepada Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Raja Haji Fisabilillah (Lanud RHF), Kolonel Pnb Rony Widodo, S.T., M.M., M.Han setelah apel kesiapan tanggap darurat bencana Hidrometeorologi di lapangan Mapolresta Tanjungpinang, Selasa (4/11/2025). 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Kota Tanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau rawan terjadi bencana. 

Sebut saja seperti banjir di Tanjungpinang, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kecelakaan laut.

Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol. Hamam Wahyudi, S.H., S.I.K, M.H mengungkap, sepanjang periode Januari hingga memasuki November 2025, tercatat 44 kejadian bencana alam di wilayah Tanjungpinang

Mulai dari banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang yang dipicu cuaca ekstrem.

Dalam apel kesiapan tanggap darurat bencana di Mapolresta Tanjungpinang, Selasa (4/11/2025), setidaknya ada 2.700 jiwa terdampak banjir dan sejumlah bencana lainnya melansir laman TNI AU.

"Apel ini sekaligus menguatkan sinergi dengan instansi terkait bahwa kita sudah harus siap dengan kondisi mengenai masalah bencana,” ujar Kapolresta Tanjungpinang.

Hamam menjelaskan jika apel kesiapsiagaan ini bertujuan untuk mengecek kesiapan personel dan perlengkapan serta menghimpun kekuatan TNI Polri, BPBD, Basarnas, instansi lainnya untuk turut serta berpartisipasi dalam upaya tanggap darurat bencana Hidrometeorologi.

Dalam tanggap darurat bencana hidrometeorologi tentunya sangat diperlukan edukasi kepada masyarakat, sehingga dapat menciptakan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi potensi bencana.

“Saya sangat berharap kepada seluruh stakeholder yang berkompeten dalam tanggap darurat bencana hidrometeorologi agar terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan, seperti pengintegrasian disemua lini dari tingkat kelurahan kecamatan sampai dengan Kota Tanjungpinang,” ujarnya.

Ia mengimbau semua pihak untuk memprediksi, analisis dan identifikasi terhadap potensi bencana yang kemungkinan terjadi di Kota Tanjungpinang

Seperti pengintegrasian setiap stakeholder, penyelenggaraan penanggulangan bencana secara cepat, tepat dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang ada. 

Kemudian meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui pelatihan gabungan, meningkatkan kualitas data, informasi, dan pelaporan kejadian bencana melalui optimalisasi pemanfaatan peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Ia mengatakan, pihaknya bersama instansi gabungan memberikan kemudahan bagi keterlibatan swasta, relawan dan masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan tanggap darurat bencana hidrometeorologi.

Diketahui, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. 

Contoh bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas melansir laman Polri.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved