Ekspedisi Uang Lusuh di Pulau Terluar Kepri
Mesjid Agung Ranai Natuna Terbesar Tapi Sepi Jemaah
Ekspedisi Uang Lusuh di Pulau Terluar Kepri (5- Terakhir)

TRIBUNNEWSBATAM.COM, KRI TELUK SIBOLGA - Pulau Natuna adalah tujuan pulau ke empat yang wajib di singgahi. Untuk sampai di Ibukota Kabupaten Natuna ini, membutuhkan waktu hampir 10 jam perlayaran, dengan perhitungan, Kamis (22/7) sore pukul 17.00WIB dari Pulau Laut dan tiba di Pangkalan TNI AL di Sendanau Natuna, Jumat (23/7) dini hari.
Perasaan campur aduk, lelah dan lemas mulai terlihat diwajah-wajah tim BI yang telah melakukan perjalanan lauh lima hari empat malam. Karena tugas, tim tetap semangat karena masih tersisa uang senilai hampir Rp 1 miliar yang akan diperuntukan di Pulau Ranai dan Pulau Subi Natuna.
Setelah sarapan pagi, tim bersiap berangkat ke tempat lokasi sosialisasi di Kantor Bupati Natuna dan layanan kas keliling dipusatkan di Bank RiauKepri Cabang Natuna. Untuk menuju ke kantor bupati dibutuhkan 1 jam lebih perjalan darat, dengan rintangan berliku dan naik turun. Setelah melewati kawasan pendatang, atau transmigrasi suasana pergunungan berganti padang ilalang bekas kebakaran.
" Oh itu diatas bukit itu kantor bupatinya, besar juga. Tapi kok jauh dari pemukiman penduduk. Terkesan sekali daerah ini dana anggarannya besar, tapi tidak tepat sasaran, "ujar Gufron Albayroni, staf ahli anggota Badan Supervisi Bank Indonesia DPR RI.
Sambutan dari sejumlah pegawai Kantor Bupati dilakukan sederhana. Tim langsung mengadakan kegiatan sosialisasi setelah resmi dibuka Iswar Asisten II Bidang Ekonomi Kabupaten Natuna Karena hari Jumat, kegiatan sosialisasi uang rupiah hanya berlangsung 1 jam. Peserta yang hadir para pegawai bupati dan sejumlah tokoh masyarakat. Menariknya, belum lagi acara dimulai, seorang pegawai sigap mengumpulkan tanda tangan peserta. " Tanda tangan 2 rangkap pak," ujar pegawai tersebut.
Diceritakan Iswar kalau Bupati Natuna sedang keluar kota, begitu juga dengan wakil bupatinya. Biasalah, suasana kerja memang seperti ini setiap hari, dan ditambah kalau hari Jumat, segala aktifitas kantor terbiasa tutup pukul 11.00 WIB hingga buka lagi usai makan siang selesai sholat Jumat.
"Bupati sampaikan salam karena sedang keluar kota. Terkait kegiatan dari BI ini, kami di Natuna sebenarnya telah terlayani dengan baik oleh sejumlah bank yang ada di Ranai. Tapi, kehadiran layanan kas keliling untuk penukaran uang bagi masyarakat tentu tetap ditunggu,"ujar Iswar dalam sambutannya.
Menjawab rasa penasaran sang Asisten, Tribun Batam mencoba berkeliling kantor Bupati. Ternyata, kantor Bupati yang sangat luas itu, sebelum pukul 11.00 secara bergantian ditinggalkan para pegawainya. Tidak terlihat aktifitas pelayanan masyarakat seperti layaknya kantor pemerintahan.
Satu satunya yang membuat tim penasaran, yaitu ingin sholat Jumat di Mesjid Agung Ranai, yang konon mesjid terbesar di Asia Tenggara, dan menghabiskan dana triliunan rupiah.
Timpun bergerak ke mesjid yang dimaksud. Rasa kagum sekaligus keheranan mesjid sebesar itu, masih terlihat sepi dari jemaah. Benar saja, usai khatib berkotbah, saat sholat Jumatan hanya terisi lima syaf saja.
" Kalau Jumatan, kadang ramai kadang tidak. Tapi, tidak penuh. Mungkin jauh dari pemukiman penduduk, serta jauh dari jalan raya. Ditambah, sudah ada mesjid kecil kecil lain yang dibangun masyarakat. Walau demikian kami bangga dengan mesjid ini," tutur seorang warga ke Tribun usai sholat Jumat.
Melihat kondisi ini, kritikan Gufron dan Syafrizal yang juga dari staf ahli Komisi XI DPR RI, kembali diungkapkan. Seharusnya, mesjid agung berdekatan dengan Kantor Bupati dan instansi pemerintahan lainnya. Inikan tidak, jarak mesjid dengan kantor bupati, hampir 30 menit lebih perjalanan darat juga.
" Benar benar prestius minded" ujar Syafrizal disela makan siang bersama tim dengan sejumlah petinggi TNI AL dari Lanal Ranai.
Sementara itu, kegiatan layanan kas keliling BI tidak terlaksana maksimal, karena hujan mengguyur Kota Ranai. Walau demikian, dana hampir Rp 1 milar terserab di tiga bank yang ada di Kota Ranai. Tim pun memutuskan, pukul 16.00 WIB, kembali ke kapal KRI Teluk Sibolga yang merapat di Sendanau Ranai.
Hasil penelitian yang dilakukan tim survey dari BI didapat jumlah penduduk di Ranai sekitar 62 ribu orang. Sekitar 3.000 diantaranya PNS dan 6000 bekerja honorer Pemkab yang tersebar di 10 Kecamatan se Kabupaten Natuna. Sisanya beraktifitas sebagai pedangan sebanyak 25 persen, berprofesi sebagai nelayan dan berkebun 50 persen. Untuk pembiayaan pembangunan, pemerintah Kabupaten Natuna dianggarkan APBD sebesar Rp 1,6 triliun.