Yumasnur Curhat Soal Karut Marut Lahan, Banjir Hingga Row Jalan yang Menyempit
Jalan mau kami perlebar juga sulit. Karena lahan di kiri dan kanannya sudah dialokasikan. Satu ruas jalan itu ROW-nya beda-beda
Penulis: Dewi Haryati |
Laporan Tribunnews Batam, Dewi Haryati
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM- Kedatangan Ketua Tim Teknis Dewan Kawasan PBPB Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo ke Gedung Wali Kota Batam, Kamis (18/5/2017), disambut hangat Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad.
Amsakar pun sempat menguraikan beberapa permasalahan yang terjadi di Batam saat ini, mulai dari pertumbuhan ekonomi Batam yang kian menurun dan berdampak pada banyak hal.
Amsakar memiliki harapan besar, dengan kedatangan Lukita ke Batam itu, berbagai persoalan yang terjadi di Batam bisa diselesaikan.
"Pertumbuhan ekonomi di Batam tahun 2016 lalu hanya 4 koma sekian persen, turun dari angka tujuh persen. Triwulan pertama 2017 ini, hanya 2 koma sekian persen. Dengan kondisi saat ini, kami tak optimistis target APBD Kota Batam Rp 2,3 triliun itu bisa tercapai," kata Amsakar.
Tak hanya Amsakar, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Yumasnur juga memanfaatkan sesi tanya jawab dengan Lukita sebagai ajang 'curhat'.
Baca: Atasi Dualisme Kewenangan Pemko dan BP Batam, Ini yang Pertama Dilakukan Pemerintah
Baca: Transisi Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Dimulai Tahun Ini
Banyak hal yang dicurahkan Yumasnur pada kesempatan itu.
Mulai dari soal lahan, banjir, sampai ke soal pengalihan aset dari BP Batam ke Pemko Batam yang tak kunjung terealisasi.
"Masalah lahan, sumbernya di lahan. Kami mengibaratkannya ini seperti satu istri dengan dua suami. Soal lahan ini rumit. Sejak tujuh pimpinan BP Batam datang, pegawai lahan yang lama semua dimutasi. Titik koordinat jadi kacau," ujar Yumasnur.
Hal ini berpengaruh pada pembangunan infrastruktur berupa jalan, yang saat ini sedang digalakkan Pemerintah Kota Batam.
Lantaran komunikasi dengan pegawai lahan di BP Batam sebelumnya menjadi terputus. Sementara arsip-arsip lahan yang lama, lebih diketahui pejabat lama.
"Manajemennya perlu ditata. Karena kami putus komunikasi. Sekarang pembangunan infrastruktur di Kota Batam konsentrasinya yang menonjol bangun jalan. Supaya jalan bagus, lebar," ujar dia.
"Kami minta BP Batam serahkan jalan ke Pemko karena sekarang jalan masih jadi aset BP. Tapi yang kerjakan jalan itu pakai dana kita (Pemko Batam). Pertanyaannya mau sampai kapan?," sambung Yumasnur.