Penumpang Ini Maksa Masuk Kokpit Malaysia Airlines dan Ancam Akan Ledakkan Pesawat
Pesawat tujuan Kuala Lumpur itu terpaksa kembali ke bandara setelah seorang penumpang mencoba memasuki kokpit sesaat setelah lepas landas
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, MELBOURNE - Polisi bersenjata lengkap dipanggil ke dalam pesawat Malaysia airlines MH128 yang terpaksa kembali mendarat di Bandara Tullamarine, Melbourne, Australia.
Pesawat tujuan Kuala Lumpur itu terpaksa kembali ke bandara setelah seorang penumpang mencoba memasuki kokpit sesaat setelah lepas landas.
Pria berusia 25 tahun asal Dandenong di pingggiran Melbourne itu, menurut polisi dan pihak maskapai, mencoba memasuki kokpit ketika pesawat telah lepas landas.
Saksi mata menggambarkan, penumpang kelas ekonomi itu membawa benda aneh, menuju ke depan pesawat pada sekitar pukul 23.11, Rabu (31/5/2017).
Baca: Tak Banyak Orang yang Jadi Penjahat, 24 Penjara di Belanda Tutup Sejak 2013
Pria yang belum disebutkan namanya ini ditangani kru kabin dan setidaknya satu penumpang, yang berhasil menahan dan mengikatnya dengan ikat pinggang.
Polisi bersenjata lengkap yang mengenakan helm dan pelindung tubuh menaiki pesawat setelah kembali mendarat tepat sebelum tengah malam, dan langsung menangkap pelaku.
Kepolisian Negara Bagian Victoria menyatakan, insiden tersebut tidak diperlakukan sebagai terorisme dan benda aneh yang dibawa pria tersebut bukan bom.
Baca: Australia Larang Paedofil Pergi ke Luar Negeri. Ini Alasannya
Baca: Australia Larang Corby Ambil Keuntungan dari Kasus Hukumnya di Indonesia. Ini Alasannya
Polisi menyatakan pria itu diketahui memiliki riwayat penyakit jiwa. Pria itu langsung menjalani pemeriksaan polisi.
"Kami tidak percaya hal ini terkait dengan teroris," kata Inspektur Kepolisian Victoria, Tony Langdon.
"Kami jelas prihatin dengan penumpang dan kru pesawat. Tentunya menjadi pengalaman yang sangat traumatis bagi mereka," katanya.
"Saya bisa katakan bahwa tindakan kru pesawat dan penumpang untuk menahan orang itu heroik," kata Langdon.
Seorang penumpang bernama Laura mengatakan takut akan kejadian terburuk saat kejadian dramatis tersebut berlangsung.