Ada Sinar Kuning Kemerahan Saat Gunung Agung Erupsi Minggu Pagi. Apakah Itu?
Kepulan asap pekat dari Gunung Agung ini mengalami peningkatan pukul 05.45 dengan perkiraan ketinggian 3.000 meter dari atas puncak
TRIBUNBATAM.id, DENPASAR - Gunung Agung di Bali, kembali mengalami erupsi, Minggu (26/11/2017) pagi.
Diberitakan TribunBali.com berdasarkan data PVMBG, erupsi Gunung Agung teramati dengan kepulan asap pekat berwarna abu di ketinggian 2.000 meter dari atas puncak pada pukul 05.05 WITA.
Kemudian kepulan asap pekat ini mengalami peningkatan pada pukul 05.45 dengan perkiraan ketinggian 3.000 meter dari atas puncak.
Ancaman potensi bahaya masih berupa ancaman abu vulkanik.
Nyala api atau bara terlihat di puncak gunung pukul 23.00 Wita. Cahaya muncul setelah erupsi kedua (tribunbali)
Baca: Jasad Pria dalam Truk Bernama Sugiarto dan Truknya Sudah 2 Hari Parkir di Situ
Baca: HEBOH! Komunitas Anak Orang Kaya Ini Wajib Pamerkan Gaya Hidup Mewah di Media Sosial
Baca: Yuk Kenali Tanda-tanda dari 8 Penyakit yang Tidak Ditanggung Penuh BPJS Kesehatan (2)
"Arah angin ke tenggara, kemungkinan hujan abu akan cukup banyak mengarah ke kota Amlapura," Jelas Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi I Gede Suantika, Minggu (26/11/2017).
Gede Suantika menjelaskan, letusan Gunung Agung terjadi sejak Sabtu (25/11/2017) sore tersebut, diikuti oleh 3 kali letusan.
Letusan yang terjadi sekitar pukul 20.00 WITA, termasuk dalam letusan freatomagmatik.
"Tim kami juga telah mengecek sinar api tersebut, dan itu tandanya sudah ada lava di kawah Gunung Agung. Berarti letusan sejak pukul 23.00 Wita itu sudah termasuk letusan magmatik," ungkapnya.
Sebagian masyarakat di Kawasan Rawan Bencan (KRB) III dan II harus mengungsi kembali.
Foto penampakan erupsi Gunung Agung pagi tadi diunggah Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di akun Twitter @Sutopo_BNPB.