Kondisi Dam Tembesi Memprihatinkan, Daerah Resapan Air Rusak, Mampu Bertahan 2 Tahun Usai Beroperasi

Belum lagi tender pengelolaan dam itu dimulai, dan selesai tahun ini, usia Dam Tembesi diperkirakan tak bertahan lama. Hanya sekitar dua tahun setelah

Penulis: Dewi Haryati |
TRIBUNBATAM.id/DEWI HARYATI
Kondisi Dam Tembesi 

Laporan Tribun Batam, Dewi Haryati

TRIBUNBATAM.id, BATAM- Dam Tembesi yang digadang-gadang bakal menjadi cadangan air baku di Batam di masa depan, ternyata kondisinya memprihatinkan.

Belum lagi tender pengelolaan dam itu dimulai, dan selesai tahun ini, usia Dam Tembesi diperkirakan tak bertahan lama. Hanya sekitar dua tahun setelah beroperasi. Jika beroperasi pada 2020, ditaksir hanya bertahan hingga 2022.

Sekilas, tak ada masalah dengan kondisi dam yang terletak tak jauh dari Jembatan I Barelang ini. Namun dari penampakan potret udara yang diambil lewat drone, ternyata daerah tangkapan air di sekitar dam telah rusak.

Baik dari hulu hingga hilirnya. Itulah yang membuat usia dam ditaksir tak akan bertahan lama.

Pengelolaan Air Bersih Tak Boleh Dikuasai Satu Perusahaan, 33 Investor Minati Kelola Air Dam Tembesi

Tender Pengelolaan Waduk Tembesi, BP Batam Pastikan Umumkan Jadwal Pra Kualifikasi

Badan Pengusahaan (BP) Batam Siapkan Skema Pembagian Hasil Pengelolaan Waduk Tembesi

BP Batam Nyatakan Waduk Tembesi Belum Bisa Digunakan Sebagai Sumber Air

Hal ini terungkap dari penjelasan Presiden Direktur PT Adhya Tirta Batam (ATB), Benny Andrianto, saat kegiatan media gathering 2019 di Gedung Adhya Building di Sukajadi.

Di bagian hulunya, kawasan yang mestinya diperuntukkan daerah tangkapan air ini telah terisi dengan rumah-rumah penduduk.

"Daerah tangkapan air kok dialokasikan jadi rumah. Bagaimana masa depan Dam Tembesi? Tak mungkin juga orang (penduduk yang tinggal di perumahan tersebut) itu diusir," kata Benny, Sabtu (23/2/2019).

Belum lagi dengan limbah rumah tangga yang dihasilkan dari rumah-rumah penduduk di sekitar itu. Termasuk dengan tambang liar yang marak terjadi di sekitar daerah tangkapan air.

Bergerak ke sisi ujung dam, air di tempat itu warnanya keruh, seperti coklat kekuningan. Areanya terisi dengan perkebunan warga sekitar, dan dikelilingi tambang liar.

Mendekati hilir, air yang ada warnanya lebih mirip warna hitam. Hampir tak ada hutan di sekitar daerah resapan air ini.

"Ini jadi salah satu topik yang dicermati, bagaimana Batam di masa depan. Warga Batam, saya pikir belum banyak yang tahu kondisi dam ini," ujarnya.

Dari Dam Tembesi sebelumnya, ditargetkan akan memiliki kapasitas air sebesar 600 liter per detik. Perhitungan angka ini, menurut Benny, didapat jika kondisi hutan di sekitar daerah tangkapan air utuh. Karena pohon-pohon tersebut, bisa menyimpan air.

Dam Tembesi
Dam Tembesi (TRIBUNBATAM.id/DEWI HARYATI)

Kenyataan di lapangan, daerah resapan air itu justru tak memiliki kawasan hutan yang banyak. Dam Tembesi nantinya diperuntukkan menyuplai air bersih untuk warga di kawasan Batuaji, Tanjunguncang dan sekitarnya.

"Kondisi Dam Tembesi lebih parah dari Dam Sei Harapan. Kalau di Dam Harapan kan ada pendangkalan. Kalau di Dam Tembesi, daerah resapan airnya hancur. Kenapa kita angkat topik ini (Dam Tembesi)? Karena Dam Tembesi digadang-gadang jadi cadangan air baku di masa depan. Padahal daerah resapannya sudah hancur," kata Benny.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved