SEJARAH INDONESIA
Supersemar - Ternyata Ada Dua Versi Diorama Supersemar di Monumen Nasional, Selalu Ada Perdebatan
"Itu diorama yang selama ini selalu menjadi perhatian dan diributkan," ujar Nur Samin, staf Pelayanan dan Kehumasan Kantor Pengelola Kawasan Monumen
TRIBUNBATAM.id - Pria itu mengajak saya menuruni tangga menuju sebuah ruangan dengan pencahayaan redup, di Monumen Nasional.
Ruangan itu berada tiga meter di bawah permukaan tanah.
Dinding serta lantainya dilapisi batu marmer dan memiliki luas 80 x 80 meter.
Baru sebentar berjalan, ia berhenti sambil menunjuk ke sebuah kotak kaca.
Di dalam kotak tersebut terlihat diorama seorang pria paruh baya terbaring di atas kasur dengan memakai piyama hijau tua dan kain sarung motif kotak-kotak berwarna kuning.
Di sisi sebelah kanan tempat tidur, duduk tiga orang pria berpakaian dinas kemiliteran.
Ketiganya mengarahkan tatapan kepada pria yang tengah terbaring, seolah mendengarkan arahan.
• Hari Musik Nasional Jadi Daya Tarik Terbaru Pariwisata di Tanjungpinang, Ini Iven yang Digelar
• Jadwal Liga Inggris Akhir Pekan Ini, Everton vs Liverpool Live RCTI, MU vs Southampton Live MNC TV
• Hari Spesial di Bulan Maret, Umat Hindu Rayakan Nyepi pada Kamis 7 Maret 2019
• Mantan Tunangan Park Yoo Chun JYJ, Hwang Hana Unggah Status Ini Di Instagram, Marah Sama Yoochun?
• Selama 21 Jam Terjebak Longsor di Lubang Tambang Mas di Sulut, Begini Kesaksian Korban Selamat
"Itu diorama yang selama ini selalu menjadi perhatian dan diributkan," ujar Nur Samin, staf Pelayanan dan Kehumasan Kantor Pengelola Kawasan Monumen Nasional, yang mendampingin saya siang ini.
Sehari-hari, dia menjadi pemandu pengunjung yang mengunjungi Museum Sejarah Monas.
Di tempat itu, tersimpan 51 peragaan sejarah (diorama), yang mengabadikan periode kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, masa perjuangan kemerdekaan, hingga masa pembangunan Orde Baru.
Menurut Nur Samin, diorama yang dikisahkannya merupakan penggambaran salah satu peristiwa terbitnya Surat Perintah 11 Maret 1966.
Diorama itu mengisahkan tiga jenderal, yakni Basuki Rahmat, Amirmachmud, dan M Jusuf, mendatangi Soeharto yang sedang terbaring sakit di rumahnya di kawasan Jalan Haji Agus Salim, kemudian menyerahkan Surat Perintah 11 Maret dari Soekarno.
Sebelumnya, mereka bertiga menemui Soekarno yang pada saat itu sedang berada di Istana Bogor karena situasi genting di Jakarta.
• Profil Renantta Moeloek, Juri Baru Masterchef Indonesia 2019, Tayang 3 Hari Lagi
• Pembunuhan hingga Musibah, Simak 7 Peristiwa yang Menelan Korban Jiwa di Batam Selama Februari
• Seungri BIG BANG Batalkan Semua Jadwal Konser Termasuk Di Jakarta, Diperiksa Polisi Selama 8 Jam
• Resmi Jadi Istri Reino Barack, Penampilan Syahrini Berhijab Pernah Disampaikan ke Ustadz Abdul Somad
Nur Samin menceritakan, seluruh diorama yang berjumlah 51 itu dikerjakan tim ahli sejarah dan seniman di bawah pimpinan Nugroho Notosusanto.
Sementara, seniman yang membuatnya adalah Edhi Sunarso asal Yogyakarta.