SEJARAH INDONESIA

Supersemar - Ternyata Ada Dua Versi Diorama Supersemar di Monumen Nasional, Selalu Ada Perdebatan

"Itu diorama yang selama ini selalu menjadi perhatian dan diributkan," ujar Nur Samin, staf Pelayanan dan Kehumasan Kantor Pengelola Kawasan Monumen

Editor: Mairi Nandarson
INTISARI/Ade Sulaeman
Diorama saat tiga jenderal menemui Soeharto yang tengah terbaring sakit. Mereka menyerahkan Surat Perintah 11 Maret 1966 dari Presiden Soekarno. 

Tim ahli sejarah dan tim seniman tersebut ditunjuk langsung Soekarno untuk membuat diorama sejarah yang akan ditempatkan di Monas setelah monumen itu selesai dibangun.

"Sebanyak 26 konsep diorama di sesi 1 sampai 3 dibuat pada era Presiden Soekarno, sisanya pada sesi 4 konsepnya dikerjakan pada era Presiden Soeharto," kata Nur Samin, ketika ditemui, Senin (10/3/2016).

Menurut Nur Samin, sebagian konsep diorama selesai pada tahun 1960-an, sebagian lagi selesai tahun 1970-an.

Pengerjaan dan pemasangan diorama dilakukan pada tahun 1972 hingga 1978.

Terkait Supersemar, Nur Samin pernah mendapatkan cerita dari seorang asisten Nugroho Notosusanto bernama Saleh.

Menurut Saleh, ada dua diorama yang dibuat untuk menggambarkan peristiwa 11 Maret 1966.

Satu diorama terdapat di Museum Satria Mandala, yang menggambarkan peristiwa penyerahan Surat Perintah dari Soekarno kepada tiga Jenderal di Istana Bogor dan satu diorama lagi berada di Monas.

"Itu yang diceritakan Saleh kepada saya. Jadi saya tekankan sekali lagi bahwa yang ada di Monas ini adalah diorama Pak Soeharto bersama tiga Jenderal," kata Nur Samin.

Citra melalui diorama

Sementara itu, peneliti sejarah dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam, mengatakan, diorama tersebut justru menggambarkan peristiwa tiga jenderal bertemu dengan Soeharto sebelum berangkat ke Istana Bogor.

Diorama yang ada di Monas, kata Asvi, sudah dirancang pada tahun 1964, kemudian mengalami berbagai perubahan pada masa era Orde Baru tahun 1970.

"Diorama yang terkait Soekarno seperti lahirnya Pancasila 1 Juni, Dekrit Presiden 1959 dan Ganefo 1963 dihilangkan dan diganti dengan diorama Kesaktian Pancasila 1 Oktober. Diorama Supersemar ditambahkan belakangan," kata Asvi, kepada Kompas.com, di Jakarta, Minggu (6/3/2016).

Asvi menjelaskan, diorama Supersemar dibuat pada tahun 1976 dengan melakukan rekonstruksi terlebih dahulu di Jalan Agus Salim, kediaman Soeharto sebelum pindah ke kawasan Sendana.

Viral Video Polres Gowa Tangkal Hoax, Ubah Lagu Sayur Kol Sisipkan Kasus Ratna Sarumpaet

MOTOGP - Marc Marquez Menolak Disamakan dengan Lionel Messi: Itu Kesalahan Besar

Rekonstruksi itu dihadiri sendiri oleh Presiden Soeharto, Jenderal Amir Machmud, Jenderal Jusuf, Nugroho Notosusanto dan Edhi Sunarso.

Terjadi diskusi apakah Soeharto ingin digambarkan memakai seragam lengkap tentara atau memakai piyama.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved