Asiknya Demo Hong Kong. Dari Pasukan Payung, Kolektor Plastik Daur Ulang Hingga Spot Instagram
Meskipun mereka menghancurkan pagar serta dinding kaca Gedung Legco serta merusak seluruh CCTV, tidak ada satu pun pendemo yang masuk ke dalam gedung.
TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Aksi demo rakyat Hong Kong --terutama dari kelompok anak muda-- memenuhi jalan-jalan utama Hong Kong dan mengepung gedung legislatif dan pemerintahan.
Aksi demo Hong Kong yang berlangsung sejak Senin (1/7/2019) dini hari ini sempat diwarnai bentrok dengan polisi.
Para pendemo memblokade jalan menggunakan tong sampah, tiang-tiang lampu dan batu bata dari deinding pembatas jalan dan taman, hingga memecahkan Gedung Legco tempat parlemen Hong Kong berkantor.
Mereka menghancurkan pagar serta dinding kaca Gedung Legco serta merusak seluruh CCTV.
Mereka memadati lobi gedung, halaman dan lapangan parkir gedung tersebut dan sepenuhnya menguasai gedung parlemen.
Para pendemo sebagian besar berpakaian hitam semakin banyak keluar dengan kekuatan penuh di Hong Kong pada Senin sore, setelah polisi kembali menggunakan kekerasan.
Para pengunjuk rasa menghancurkan pintu kaca gedung legislatif (Legco) serta melempar petugas dengan zat kimia yang membuat 13 polisi terluka.
Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, Senin malam, hingga pukul 20.30 waktu setempat atau sekitar pukul 19.30 WIB, para pendemo masih memadati jalan raya.
Para pendemo juga berhasil menembus Legco, merusak pagar, menghancurkan kaca gedung serta mematikan seluruh CCTV gedung untuk menghindari penangkapan oleh polisi.
Bahkan, kaca-kaca gedung yang pecah berwarna merah. Tapi itu bukan darah, melain cat warna merah, hanya untuk memberikan kesan bahwa demo ini berdarah.
Sore harinya, para pendemo memblokade jalan raya menggunakan troli logam dan tiang-tiang besi serta batu-batu yang dibongkar dari sisi jalan raya untuk menghalangi peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke China.
Namun, di tengah suasana mencekam tersebut, juga ada yang unik dalam aksi tersebut.
1. Pasukan Payung
Pertama, sebagian besar pendemo menggunakan payung sehingga media menyebut mereka sebagai "pasukan payung".
Payung ini bukan untuk melindungi dari hujan atau panas.
Payung ini punya dua fungsi, sebagai perisai jika polisi menembakkan cairan merica atau gas air mata serta melindungi diri dari rekaman kamera CCTV saat beraksi.
Sebab, jika terjadi bentrokan atau aksi anarkis, mereka mudah diidentifikasi oleh polisi.