CERITA MILITER
Sosok Denjaka, Pasukan 'Super' TNI yang Miliki IQ di Atas Rata-rata, 1 Sosok Setara 120 TNI Biasa?
Demi mendapatkan seorang Denjaka sejati, beberapa diantaranya akan menjadi paling diunggulkan karena memiliki skill melebihi rat-rata
TRIBUNBATAM.id - Matra TNI memiliki banyak pasukan khusus yang cukup disegani.
Salah satunya Detasemen Jalamangkara (Denjaka) yang cukup terkenal.
Pasukan khusus bernama Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dari TNI AL ini memiliki statemen "1 Denjaka = 120 TNI biasa".
Ya wajar saja, tidak hanya kuat fisik, ahli senjata dan pandai di daerah perairan. Denjaka juga menjadi sangat disegani karena miliki IQ di atas rata-rata orang pada umumnya.
Karena itu juga disebut pasukan elite TNI.
Oleh karena itu, demi mendapatkan seorang Denjaka sejati, beberapa diantaranya akan menjadi paling diunggulkan karena memiliki skill melebihi prajurit biasa.
• Jujur ke Istri Telah Hamili Wanita Lain, Istri Langsung Perintahkan Selingkuhan Bunuh Suaminya
• Disebut Belum Diteken Kepala Dishub Kepri, Izin Taksi Online di Batam Tak Kunjung Keluar
• Download Musik MP3 Lagu Separuhku Nano, Soundtrack Sinetron Cinta Suci SCTV
Di Indonesia pasukan khusus disiapkan dengan kemampuan dan tugasnya masing-masing.
Denjaka bukanlah pasukan yang sembarangan, prajurit di dalamnya merupakan gabungan dari pasukan elit TNI AL Kopaska dan Taifibi.
Pembentukan Denjaka berdasarkan instruksi dari Panglima TNI di masa lalu pada tahun 1984.
Istimewa dari pasukan ini selalu digadang-gadang bahwa pada 1 personil Denjaka sama dengan 120 orang prajut TNI biasa.
Pendidikan Keras dan Superketat Menjadi Denjaka
Dengan statemen “1 orang=120 orang”, artinya tidak mudah menjadi seorang Denjaka.
Bahkan katanya dari ratusan prajurit yang mendaftar hanya 50 orangan saja yang memenuhi kualifikasi penuh menjadi anggota pasukan khusus tersebut.
Pendidikan untuk bisa benar-benar menjadi seorang Denjaka tidaklah mudah.
Mereka akan mendapatkan pelatihan keras yang biasa dilakukan di Kawah Candradimuka, Situbondo.
Bahkan tahun-tahun sebelumnya tidak sedikit prajurit yang gagal dalam proses pendidikannya, dan hanya belasan saja yang diterima.

Bagi yang tidak berhasil dan gugur akan kembali lagi ke kesatuan sebelumnya.