Kapal Indonesia Dibajak di Laut Filipina

Kabur Satu, Sembilan Sandera Lain Akan Sengsara. Ancaman Kelompok Abu Sayyaf Saat di Kapal

Alvian menceritakan kronologi penyanderaan yang dilakukan sekelompok militan asal Filipina tersebut

Editor: Mairi Nandarson
Anadolu Agency/Mindanao Examiner
Sebanyak 10 WNI yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf disambut dan dijamu oleh Gubernur Sulu, Abdusakur Totoh Tan, Minggu (1/5/2016), Kota Jolo, Filipina. 

Pokoknya dikasih kode kapal untuk berhenti. Kita ikuti kemauannya, mereka pun naik ke kapal kami," paparnya.

Ketika sekelompok orang tersebut merangsek masuk ke dalam kapal, dijelaskan Alfian, orang-orang tersebut memanggil seluruh awak kapal di Brahma 12.

"Mereka semua panggil kami dan disatukan di atas kapal. Sementara yang di bawah lagi istirahat, turut dipanggil semua ke atas," tuturnya.

Alfian mengaku, sekelompok bersenjata itu tak hanya menodongkan senjata, namun semua awak kapal di Brahma 12 juga diikat dan diborgol.

"Kita sempat diikat. Saya juga sempat diborgol sama kapten. Itu awal penyanderaan. Mereka juga minta kami mengoperasikan kapal.

Kapten bawa lah kapal, sementara saya ada disampingnya. Pas itu kita tidak ada perlawanan dari kami.

Ada mungkin salah satu dari kami yang bisa kita ajak komunikasi. Bahkan kita ditawarkan.

Kita bilang ke mereka, 'Kita bisa kerjasama, apa yang Pak cik mau, kita ikutin, tapi bisa nggak kita dilepasin?' Akhirnya dilepas saja tuh borgol dan ikatannya oleh mereka," katanya.

Alfian pun melanjutkan, "Mendengar penawaran kami, mereka bilang, 'Kita kasih kepercayaan, kalau begitu kita lepas,

tapi saya minta jangan ada yang lari. Kalau ada satu yang lari, kena tembak, sembilan lainnya juga akan sengsara,' jadi kita kerja sama di situ. Ancamannya seperti itu lah," terang Alfian. (Panji Baskhara Ramadhan)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved