Telkomsel Jogjakartrack
Keajaiban Air 'Mutiara' di Goa Pindul Yogyakarta
Goa yang memiliki panjang sekitar 350 meter (m), lebar hingga 5 m, dan jarak permukaan air dengan atap gua 4 m ini, memiliki kedalaman air antara 5 hi
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sebagai bentuk silahturahmi sekaligus ajang reuni antar insan media di area Sumatera, Telkomsel mengundang ratusan jurnalis untuk menikmati suasana Kota Gudeg, Yogyakarta selama beberapa hari.
Diantaranya mengunjungi destinasi wisata di Goa Pindul, di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Goa yang memiliki panjang sekitar 350 meter (m), lebar hingga 5 m, dan jarak permukaan air dengan atap gua 4 m ini, memiliki kedalaman air antara 5 hingga 12 meter.
Selain itu, untuk mengarungi Goa Pindul bisa dilakukan dengan cara Cavetubing -- kegiatan menyusuri gua menggunakan ban dalam --. Aliran air di Gua Pindul cukup tenang, maka melakukan cavetubing di Gua Pindul bisa dilakukan oleh pemula, anak-anak bahkan wanita hamil.
Selain itu, aliran sungai dimulai dari mulut gua sampai bagian akhir gua. Didalam gua terdapat bagian sempit yang hanya bisa dilewati satu ban pelampung, sehingga biasanya wisatawan akan bergantian satu per satu untuk melewati bagian ini.
Saat mengarungi Goa Pindul, wisatawan dapat menyaksikan tiga zona, yakni zona terang, remang-remang dan gelap. Penelusuran gua Pindul memakan waktu kurang lebih satu jam yang berakhir pada sebuah dam.
Menurut Wigyo, Pemandu di Goa Pindul mengatakan aliran sungai yang berada di dalam Gua Pindul berasal dari mata air Gedong Tujuh. Dan selalu ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah dan mancanegara.
Baik sekedar berwisata hingga mencari khasiat dari tetesan air 'mutiara' yang jatuh dari Stalaktit di dalam Goa.
"Menurut kepercayaan warga setempat, jika ketetesan air mutiara dapat memberikan kecantikan dan kegantengan," jelas Wigyo.
Namun ada juga yang salah persepsi, jelasnya lagi, saat mengarungi Goa Pindul ada yang merasa 'ketetesan' dari atas dan dikira tetesan air mutiara, ternyata tetesan air seni dari kelelawar.
"Ada juga yang merasa demikian, namun saat dilihat ke atasnya banyak kelelawar bergelantungan. Untuk mendapatkan air mutiara ini ada waktu tertentu,"jelasnya.
Wigyo juga mengatakan, penamaan Gua Pindul yang dipercayai dan dikisahkan turun temurun oleh masyarakat sekitar, berasal dari kisah perjalanan Joko Singlulung yang menelusuri hutan lebat, sungai, hingga gua untuk mencari ayahnya.
Saat menyusuri 7 gua yang memiliki aliran sungai di bawahnya, kepala Joko terbentur sebuah batu sesar yang ada di dalam gua.
Gua tempat Joko terbentur tersebut dinamai Gua Pindul yang berasal dari kata dalam bahasa Jawa pipi gebendul yang berarti pipi yang terbentur.
Namun demikian, untuk menuju lokasi Goa Pindul, masih terbilang kurang nyaman. Mengingat masih banyak infrastruktur yang rusak.
Kerusakan terjadi sekitar 2 km sebelum Goa Pindul. Sebagian jalan beraspal penetrasinya sudah hancur atau mengelupas.
Bahkan saat menaikin kendaraan 'Pajero', beberapa wisatawan merasakan hentakan cukup keras saat melewat ruas jalan tersebut.(*)


