Tiga Hari Tiga Malam Tidur Pendaki Ini Tak Nyenyak karena Dihantui Seonggok Tulang di Merapi

Tak disangka, dalam perjalanan turun, mereka justru menemukan seonggok tulang yang ternyata bagian tubuh manusia

Editor: Mairi Nandarson
Foto dokumentasi Grama Buana Adventure
Proses penggalian tulang belulang yang ditemukan pendaki komunitas Grama Buana, tak begitu jauh dari Puncak Merapi. 

Untuk beberapa waktu setelah pulang, mereka tak terpikir lagi tentang tulang itu.

Namun, selang beberapa hari, muncullah cerita aneh dari Beben.

Kepada rekan-rekannya Beben bercerita, belakangan ini ia kerap bermimpi dan terbayang akan tulang-tulang tersebut.

Tiga hari tiga malam tidurnya tak lelap karena selalu kebayang-bayang akan tulang itu dan terbawa sampai mimpi.

Kembali

Atas dasar itulah, pada Minggu (2/10/2016) dinihari sekitar pukul 01.00, komunitas pendaki itu lalu memutuskan mendaki kembali menuju lokasi penemuan tulang untuk dirawat sebagaimana mestinya.

Tim dibagi jadi tiga kelompok penyisir untuk mengantisipasi kemungkinan lokasi tulang bergeser karena faktor alam.

Sesampainya di lokasi, sekitar pukul 06.00, mereka lantas menggali areal tersebut dengan peralatan seadanya yang terbawa seperti cethok, parang, dan pisau dapur.

Kejelasan bahwa tulang itu adalah milik manusia akhirnya terjawab.

Tim pendaki menemukan satu persatu bagian tulang dan beberapa benda lainnya.

Secara berurutan, mereka menemukan sekitar 10 potong tulang rusuk, sebagian kecil tulang ekor, korek api gas, botol minuman isotonik, obat tidur 4 tablet dengan kemasan masih utuh, serta uang koin Rp100.

Penggalian dilanjutkan kembali hingga kedalaman sekitar 30 sentimeter di mana mereka menemukan sepotong celana kolor pendek berwarna kusam yang membalut sebongkah tengkorak manusia.

Adapun bagian rahang ditemukan setelahnya bersama enthong-enthong (tulang sendi tangan).

"Setelah itu tidak ada ditemukan benda lainnya, termasuk identitas pengenal. Kami langsung menmbungkusnya dengan kain mori dirangkap plastik dan dimasukkan ke dalam tas ransel. Kebetulan saya yang menggendongnya.
Langsung kami bawa turun ke Kinahrejo," sebut Nurul.
Tak Istirahat

Perjalanan turun dilakukan secara cepat. Tim pendaki nyaris tak mengambil waktu istirahat dan hanya berhenti sebentar di beberapa pos pendakian untuk sekadar minum.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved