Ledakan di Kampung Melayu

Alat-alat Pembuat Bom Dibeli di Padalarang Dua hari Sebelum Beraksi. Pelaku Terkait ISIS

Dua tersangka pelaku bom bunuh diri di kampung Melayu membeli alat-alat untuk perakitan bom tiga hari sebelum beraksi.

Bom Kampung Melayu yang menewaskan dua polisi dan dua pelaku bom bunuh diri di kampung melayu, Rabu (24/6/2017). 

Pengebom tersebut menggunakan bahan peledak kelas rendah di dalam bom rakitan, yang seperti alat peledak improvisasi (IEDs), berisi bantalan bola dan sekrup, dan mencoba menyerang polisi saat mereka melaporkan adanya pergeseran tersebut.

Polisi membentangkan garis polisi di depan sebuah rumah di Gang Warta-Cibangkong Nomor 130/120 RT02/07, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (25/5/2017).
Polisi membentangkan garis polisi di depan sebuah rumah di Gang Warta-Cibangkong Nomor 130/120 RT02/07, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (25/5/2017). (WARTAKOTA)

Densus 99 Banser NU juga menduga pelaku bom Kampung Melayu terkait Jamaah Ansoru Daulah.

PP GP Ansor menyatakan, peristiwa teror bom tersebut sebagai tindakan keji, dan biadab terhadap kemanusiaan.

"Teror bom ini tindakan keji dan biadab. Orang tidak berdosa menjadi korban," tandas Komandan Densus 99 Banser Nuruzzaman, Kamis (25/5/2017).

Berdasarkan analisis Densus 99 Banser, teror bom bunuh diri di Halte Bus TransJakarta di Kampung Melayu sudah direncanakan.

"Ini (teror bom) terkait dengan instruksi dari ISIS internasional untuk melakukan serangkaian aksi terorisme di beberapa tempat baru-baru ini," jelas Nuruzzaman.

Dia menyebutkan beberapa peristiwa terorisme di beberapa negara merupakan perintah langsung ISIS internasional.

Di antaranya, tindakan menabrak massal kerumunan orang di New York City's Times Square pada 18 Mei 2017; aksi bom bunuh diri di Irak belum lama ini; bom bunuh diri konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, Senin (22/5/2017) malam waktu setempat.

Kemudian, pendudukan yang berujung pada baku tembak dengan sekelompok orang yang diduga ISIS di wilayah Marawi, Filipina pada Selasa (23/5/2017).

Ichwan Nur Salam dan Solihin, dua pelaku bom Kampung Melayu
Ichwan Nur Salam dan Ahmad Sukhri, dua pelaku bom Kampung Melayu (Polri)

"Khusus aksi ISIS di Marawi, Filipina, banyak didukung anggota Jamaah Ansoru Daulah (JAD) Indonesia," katanya.

Nuruzzaman mengatakan, jika dilihat dari konteks nasional, bom bunuh diri di Kampung Melayu tersebut adalah merupakan aksi balas dendam pihak JAD karena anggota tewas di Tuban, Lumajang, dan Poso oleh aparat kepolisian.

"Ada dugaan mengarah pada Rois Darmawan. Dia marah dan balas dendam karena salah satu pelaku terorisme yang ditembak mati oleh polisi adalah saudaranya Rois," ujar Nuruzzaman, yang juga dikenal sebagai pengamat terorisme ini.

Sejauh ini ada tiga orang yang masih bisa menfatwakan anggota Ansoru Daulah untukteror bom, yakni Aman Abdurrahman, Rois Darmawan, dan Brekele alias Mujadid alias Syaiful Anam.

"Tiga orang ini yang masih bisa menfatwakan untuk melakukan amaliyah jihad. Karena yang bisa menjenguk di penjara hanya keluarga mereka, bisa jadi perintah jihad diberikan melalui keluarganya," kata Nuruzzaman.

"Sel jaringan mereka makin kecil dan terputus. Hanya dengan 2-3 orang bisa melakukan teror," ujarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved