Anggota Brimob Diserang
Aksi Teror Diarahkan ke Polisi, Ini yang Dilakukan Polda Kepri. Masyarakat Jangan Termakan Hoaks
Polda juga meminta masyarakat selalu mewaspadai berbagai informasi digital dan tetap mengedepankan akal sehat dalam menggunakan informasi elektronik.
Laporan, Leo Halawa
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Polda Kepri meningkatkan status kewaspadaan untuk menangani dan mencegah aksi teror di seluruh jajaran Polda Kepri.
Hal tersebut diungkapan Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol S Erlangga Sabtu (1/7/2017) siang.
Kata Erlangga, peningkatan status tersebut, tidak terlepas aksi penyerangan teroris di Mapolda Sumut minggu lalu, serta penyerangan anggota polisi di Masjid Falatehan di dekat Mabes Polri, Jakarta.
"Sesuai arahan Kapolda, setiap mako (markas komando) harus mempertebal penjagaan. Indera waspada tetap dikedepankan. Jangan sampai ada penyusup yang berpotensi menebar teror di sekitar kita," kata Erlangga.
Erlangga menambahkan, khusus di wilayah polsek se-Kepri, para personel kepolisian yang patroli harus berteman dan ditemani, tidak boleh sendirian.
"Minimal dua orang. Bukan karena takut, tapi untuk memperkuat kewaspadaan. Operasi patroli juga harus sesuai prosedural pimpinan. Jangan sampai ada yang lelah," ujar Erlangga.
Erlangga juga meminta partisipasi masyarakat untuk menyampaikan informasi sekecil apa pun kepada perangkat RT/RW, Babhinkambtimas, dan Polri jika ada orang asing yang masuk dan dicurigai.
"Laporkan. Jangan segan. Kami pasti berikan perlindungan," pintanya.
Baca: Siangnya Polres Karimun Gelar Simulasi Dapat Serangan Teroris, Malamnya Langsung Kejadian
Baca: Mengapa Pelaku Teror di Mapolda Sumut dan Masjid Falatehan Pakai Pisau, Bukan Bom? Ini Jawabannya
Baca: Mulyadi, Pelaku Teror Polisi di Masjid Falatehan Dikenal Sosok Pendiam
Polda juga meminta masyarakat selalu mewaspadai berbagai informasi digital dan tetap mengedepankan akal sehat dalam menggunakan informasi elektronik.
"Jangan sampai anak kita terhasut oleh ini. Radikalisme adalah musuh bangsa. Yang ikut radikal itu nggak kekal. Pengalaman sudah ada. Yang ada, kalau ikut yang beginian malapetaka. Hati-hati, jangan termakan isu hoaks,'' katanya.
Kemudian, untuk insan pers, jajaran Polri pun meminta agar tidak memberitakan yang tak sesuai fakta.
Sebab, bila terbalik atau tak sesuai fakta, bisa menggiring opini dan membuat orang menjadi sesat.
"Hoaks yang kayak begini bisa membuat sesat. Kami minta, pemberitaan di media harus proposional, berimbang dan mendidik," pinta Erlangga.