HUT KE 72 KEMERDEKAAN RI

10 Tahun Benci dan Dendam Karena Ayahnya Dihukum Mati Negara, Kini Zulia Jadi Anggota Paskibra

Mahendra menuturkan dirinya sempat lama memendam amarah dengan negara ini. Katanya, sudah 10 tahun

Editor: Mairi Nandarson
surya/hanif manshuri
Zuli Mahendra, anak terpidana mati bom Bali satu, Amrozi (paling kanan) saat menjadi petugas pengibar bendera setelah sepuluh tahun tak sudi hormat bendera sejak orang tuanya dieksekusi mati, Kamis (17/8/2017). (surya/hanif manshuri) 

Di Moro selama satu tahun 1999 kemudian ke Malaysia aktif di kelompok JI dan kembali ke Indonesia 2001.

Konflik Ambon juga menjadi tempatnya berjuang.

Dan gejolak di Poso Ambon pada 1999 ditunjuk untuk mengajar basic militer dan melatih warga sipil di Maluku dan sempat menjadi instruktur bayaran di Posos Sulteng.

Bom Bali 2002, Haris diperiksa mabes Polri dan dilepas karena tidak terbukti.

Sedang sosok sang komandan upacara, Yoyok Edy Sucahyo alias Broyok asal Tenggulun juga mantan teroris pernah belajar langsung kepada ustadz asal Lamongan, Abu Faris yang sekarang menjadi salah satu komandan perang ISIS di Syiria, Ali Fauzi Manzi, alias Salman alias Abu Ridlo alias Ikrimah juga terlibat yang tak asing, ia adalah adik kandung trio bom Bali satu yang dikirim Hambali yang kini dipenjara Guantanamo di camp Abu Bakar dan camp Hudaibiyah Mindanao.

Ali Fauzi bertugas membaca teks proklamasi.

"Saya itu semalam gak bisa tidur, takutnya para mantan teroris dan kombatan yang terlibat bertugas dalam upacara ini akan banyak yang salah. Tapi Alhamdulillah, lancar semua," katanya.

Ali Fauzi ini secara khusus belajar field enggeneering (perakit bom) dan salah satu anggota spesial elit force Moro Islamic Leberation Fron (MILF).

Pada 1999 ditunjuk pimpinan JI untuk menjadi instruktur perakit bom untuk wilayah Jatim.

Pada 2000 hingga 2002 menjadi kepala instruktur pelatihan militet di Ambon dan di Poso dengan bendera baru, organisasi Kompak.

Pada 2002 Ali kabur ke Mindanao dan bergabung dengan pasukan lamanya di Mindanao bergabung dengan Umat Patek, Abdul Matin, Marwan Malaysia, Muawiyah Singapura dan mendirikan camp baru yang jaraknya tidak jauh dari Marawi.

Akhir 2004 Ali tertangkap polisi nasional Philipina (PNP) dan dipenjara sampai akhirnya dideportasi tahun 2007.

Sampai di Indonesia sempat diperiksa dan dibina Saatgas bom Mabes Polri selama 8 bulan baru dipulangkan ke kampung halamannya.

Nah bagaimana profile pembawa bendera, Saiful Arif alias Abid alias David alias Jack, asal Glagah yang pernah bergabung konflik sektarian di Maluku dibawah bimbingan Abu Ridho dan pada 2003 pindah ke Poso.

Terlibat penyerangan terhadap warga Beteleme Poso. Terlibat baku tembak dengan BKO Brimob Aceh di Poso. Enam temannya tewas tertembak dan 3 luka parah.

Halaman
1234
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved