TERUNGKAP! Siswa SMA Ini Dihajar hingga Tewas, Temannya Hanya Merekam
Hilarius yang saat itu siswa kelas X SMA Budi Mulia tewas setelah terlibat pertarungan ala gladiator satu lawan satu dengan siswa SMA Mardi Yuana.
Baca: TERUNGKAP! Dikemas Siap Edar di Makassar, Ternyata di Kota Inilah Pil PCC Diproduksi
Baca: Diduga Rekam dan Potret Aktivitas Seks Pramugari, Perusahaan Ancam Beri Sanksi Pilot Nakal
Baca: Ikut Konsumsi, Penjual Pil PCC Ternyata Juga Keracunan Pil yang Dijualnya
Sebelum berduel, mereka mencari lapangan yang sepi. Hanya komunitas mereka saja yang bisa melihat pertarungan ala gladiator itu secara langsung.
"Saya dapat informasi itu dari semua orang yang saat itu ada di lokasi kejadian, termasuk dari teman anak saya. Acara (bom-boman, red) ini emang udah lama, tapi yang sampai tewas ya baru ini, anak saya. Setelah kejadian ini, baru pada tahu ternyata ada ajang seperti itu. Pihak sekolah dan guru juga tidak tahu awalnya," ungkapnya.
Ingin Keadilan ditegakkan
Sementara itu, Maria meminta agar keadilan bisa ditegakkan. Sebab, kata dia, meski pelaku utama yang menewaskan anaknya sudah dikeluarkan dari sekolah, namun hal itu belum dirasa cukup untuk memberikan efek jera.
Selain itu, alumni yang menjadi promotor "bom-boman" juga tidak diketahui keberadaannya.
Beberapa siswa yang ikut terlibat pun hanya dikenai sanksi skors dari pihak sekolah.
"Ada 50 orang lebih yang menonton anak saya disiksa sampai sakratul maut. Divideokan oleh siswa-siswa yang menyaksikan," tutur Maria.
Selain itu, ia bersama suami juga menolak ketika jasad Hilarius harus diotopsi.
Bagi dia, hatinya akan lebih tersiksa lagi jika harus melihat jenazah putranya diotopsi.
"Dan harus disiksa lagi dengan otopsi. Bukankah saya berhak untuk menolak otopsi. Tapi saya inginkan supaya semua pelakunya dihukum," kata Maria.
Putranya, sambung Maria, sempat ingin mundur dan tidak mau berkelahi namun pinggangnya ditendang.
Hilarius, kata dia, berusaha bangkit dan mengalami kejang-kejang tapi terus dipukul kepalanya hingga meninggal.