Perang Amerika Serikat vs Korea Utara Segera Pecah? Begini Analisa Pakar Pertahanan RUSI

Korea Utara (Korut) menuding Amerika saat ini mendeklarasikan perang. Hal itu dinyatakan Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho saat konferensi pers.

AFP
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump 

Sebagai respon, juru bicara Pentagon Kolonel Robert Manning mengatakan, Departemen Pertahanan AS akan memberikan sejumlah opsi kepada Presiden Trump untuk menghadapi Korut jika aksi provokatif terus berlanjut.

Menlu Ri Yong Hu juga semakin memanaskan situasi pada akhir pekan lalu, dengan menyebut Trump sebagai "Presiden Setan".

Ri Yong mengklaim, bahwa sanksi ekonomi tidak akan menghalangi niat Pyongyang dalam menciptakan senjata nuklir demi menyeimbangkan kekuatan dengan AS.

Sementara, dilansir dari Independent.co.uk, Lembaga pakar pertahanan Royal United Services Institute (RUSI) mengatakan, kemungkinan perang antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) sekarang jadi hal nyata.

Popularitas Presiden Donald Trump di AS akan semakin meningkat jika dia memerintahkan serangan terhadap Pyongyang.

Menurut lembaga yang berbasis di Inggris tersebut, Washington tidak dapat meluncurkan serangan pencegahan terhadap kemampuan nuklir Pyongyang yang akan menyebabkan ratusan ribu orang tewas.

Dalam laporannya, dikutip dari The Times,  RUSI memperingatkan soal krisis kemanusiaan jika terjadi perang.

Hal itu didorong kemajuan cepat teknologi rudal nuklir rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut.

”Jika perang ini diluncurkan, maka dua pilihan, lama atau singkat,” kata RUSI dalam laporannya, Jumat (29/9/2017).

Kemungkinan signal perang itu bisa terjadi dalam waktu dekat ini karena salah satu pihak bisa memicu konflik.

Namun, ada indikasi pula bahwa pemerintahan Trump tidak rela rezim Kim Jong-un dihancurkan karena sisi kemanusiaan dan tidak yakin rudal balistik antarbenua Korut mampu meluncurkan serangan menjangkau daratan AS.

”Namun terlepas dari sisi kemanusiaan itu, perang sekarang kemungkinan nyata. Dengan Korea Utara yang membuat kemajuan pesat dalam program rudal dan nuklirnya, waktunya tidak berada di pihak diplomasi,” lanjut laporan RUSI.

”Dengan adanya pilihan nyata ini, ada kemungkinan bahwa Trump akan memutuskan dengan secara tiba-tiba menyelesaikan masalah Korea Utara lebih cepat daripada nanti.”

Wakil Direktur Jenderal RUSI, Malcolm Chalmers mengemukakan, sejumlah cara berbeda sebuah perang bisa dimulai.

Salah satunya, sebuah serangan yang dilakukan oleh Pyongyang jika mereka yakin bahwa Washington merencanakan serangan mendadak atau pre-emptive.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved