Di Balik Penangkapan 5,6 Kilo Sabu. 3 Minggu Tidur di Kantor Hingga Basah Kuyup Nangkap Pelaku
Selain para bandar narkoba ini sangat lihat dan cepat membaca situasi, mereka juga selalu memantau pergerakan kepolisian.
TRIBUN.BATAM. Id.TANJUNGPINANG - Manangkap jaringan narkoba bukanlah pekerjaan mudah bagi aparat hukum.
Selain para bandar narkoba ini sangat lihat dan cepat membaca situasi, mereka juga selalu memantau pergerakan kepolisian.
Karena itu, aparat pun harus memiliki strategi yang jitu serta membutuhkan militansi yang tinggi.
Para polisi melakukan pemantauan siang dan malam serta harus rela berpanas hujan agar incaran mereka tidak lolos.
Baca: Hari Ini Kapolres Beberkan Pengungkapan Sabu-sabu Seberat 5,6 Kilogram
Baca: DRAMA Penangkapan Dua Pelaku Pembawa 5,6 Kg Sabu dan Ribuan Ekstasi dari Malaysia ke Pinang
Baca: Di Balik Drama Penangkapan Kurir Sabu di Pinang, Ada Polisi GANTENG Ini yang Bikin Gagal Fokus
Begitu juga saat jajaran Satuan Resnarkoba Polres Tanjungpinang menangkap bandar narkoba kakap AN dan AH dengan barang bukti 5,6 kilogram sabu.
Seperti diceritakan Kasat Narkoba Polres Tanjungpinang AKP Muhammad Djaiz yang memimpin penangkapan ini, sudah tiga minggu ia dan anggotanya tidak pulang ke rumah.
Selama itu mereka tidur di kantor dengan kondisi apa adanya.
"Tugas ini harus dijalankan dengan disiplin tinggi. Sampai tiga minggu tidur di kantor terus," kata Djaiz usai ekspose bersama Kapolres AKBP Ardiyanto, Rabu (29/11/2017).
Istri dan anaknya untuk sementara waktu tidak mendapatkan waktu yang lebih banyak untuk bertemu.
Namun hal itu merupakan bagian dari konsekuensi kerja.
Tak hanya itu juga, untuk menangkap dua pelaku, pihaknya harus basah kuyup karena hujan deras.
"Kita bagi dua tim saat itu. Tim yang di laut, ya, hujan-hujanan juga, sepert yang di darat," ujarnya lagi.
Akhirnya, rasa lelah selama 1 bulan lebih terbayar dengan penangkapan ini dan barang bukti yang tidak main-main besarnya.
"Lega rasanya, capek pun hilang," tuturnya lagi.
Penyergapan awalnya didiapkan saat pelaku hendak merapat ke pantai Berakit Bintan.
Namun karena ombak di perairan Bintan tinggi, malam itu juga pelaku memutuskan untuk beralih ke Tanjungpinang.
"Kemarin itu kita sudah 3 jam menungggu pelaku merapat ke pelantar (Bintan)," tambahnya.
Dua pelaku ini diketahui kurir dan pemilik barang sebenarnya berasal dari Malaysia.
Sedangkan pemesan barang yang rencananya akan datang ke Tanjungpinang juga terputus.