Menteri Kominfo Minta ASN Tidak Gunakan Email Gratis dari Gmail atau Yahoo. Ini Alasannya

Sebagai gantinya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghadirkan layanan email resmi pemerintah bertajuk mail.go.id

Editor: Mairi Nandarson
KOMPAS.com
Aplikasi-aplikasi Google, seperti Chrome, dan Gmail 

TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika ( Menkominfo), Rudiantara, mengimbau seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) agar tak menggunakan e-mail gratis asing semacam Gmail dan Yahoo.

Sebagai gantinya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menghadirkan layanan email resmi pemerintah bertajuk "mail.go.id".

Setidaknya ada dua alasan yang mendasari sikap pemerintah tersebut.

Baca: 10 Youtuber dengan Penghasilan Tertinggi Tahun 2017. Nomor 9 Baru Berusia 6 Tahun Lho

Baca: Tahun 2018, BP Batam Akan Bangun Data Centre Khusus Industri. Ini Tujuannya

Baca: Malaysia Siap Kirim Pasukan ke Yerusalem. Menhan: Tinggal Tunggu Perintah

Pertama soal keamanan, di mana sejumlah e-mail gratis yang beredar di pasaran dinilai mudah dieksploitasi, baik dari segi konten maupun identitas pengirim.

Ini dikhawatirkan menjadi salah satu sumber kebocoran informasi pemerintah.

Jika menggunakan domain mail.go.id, ada fitur-fitur keamanan semacam tanda tangan elektronik dan enkripsi.

Kepastian identitas dan hukumnya terjamin sehingga alur pertukaran informasi antara pengirim dan penerima tetap terjaga kerahasiannya.

Alasan kedua adalah efisiensi. Rudiantara mengatakan pertukaran informasi via layanan e-mail asing memakan bandwidth internasional, sehingga ada ongkos yang perlu dikeluarkan.

"Aksesnya ke hosting luar negeri, padahal orang-orang yang saling bertukar e-mail ada di sini. Bolak-balik begitu ada ongkos industri sehingga devisa negara keluar terus," kata Rudiantara, Senin (11/12/2017), di Gedung Serbaguna Kominfo, Jakarta. 

Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara (Istimewa)

Gmail dan Yahoo memang lebih baik

Menteri yang kerap disapa Chief RA itu mengakui bahwa Gmail, Yahoo, dkk, menawarkan pengalaman pengguna yang lebih baik ketimbang e-mail yang disediakan pemerintah.

Pemerintah pun akan terus memperbaiki sistem layanan e-mail agar strukturnya lebih mudah digunakan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved