Kerugian Banjir di Anambas Ditaksir Rp 11 Miliar, Begini Penjelasannya!
Dari rekap data yang telah disusun, total kerugian paska musibah banjir dan tanah longsor di Anambas mencapai Rp 11,23 miliar
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS-Badan kesatuan bangsa, politik dan Penanggulangan Bencana Daerah masih mencari formula yang tepat untuk korban banjir, khususnya bagi warga yang kehilangan tempat tinggal.
Kepala Bakesbangpol dan PBD Kabupaten Kepulauan Anambas, Khairul Syahadat mengaku, koordinasi dengan pimpinan menurutnya harus dilakukan untuk menyalurkan bantuan kepada warga yang benar-benar kehilangan tempat tinggal paska musibah itu.
Baca: Awalnya Takut Dekati Bu Tien! Terungkap Inilah Alasan Soeharto Nekat Menaksir Bu Tien!
Baca: Inilah 10 Orang Terkaya Dunia Sepanjang Masa! Kekayaan Mansa Musa Paling Fenomenal!
"Mengenai hal itu, kami belum bisa sampaikan. Karena harus berkoordinasi dengan pimpinan. Yang jelas, formulasi yang tepat untuk korban yang kehilangan tempat tinggal, masih kami pikirkan," ujarnya Senin (29/1/2018).
Ia menjelaskan, dari rekap data yang telah disusun, total kerugian paska musibah banjir dan tanah longsor di Anambas mencapai Rp 11,23 miliar. Kecamatan Siantan, menjadi kecamatan yang mengalami kerugian terbesar dengan kerugian mencapai Rp 4,27 miliar. "Ada empat kecamatan yang kami rekap.
Setelah Kecamatan Siantan, Kecamatan Palmatak dengan kerugian mencapai Rp 3,21 miliar. Kemudian Kecamatan Jemaja yang diperirakan sekitar Rp 2,44 miliar dan Kecamatan Jemaja Timur mencapai Rp 1,30 miliar," bebernya.
Data yang dihimpun dari Kelurahan Tarempa per 15 Januari kemarin menyebutkan, sekitar delapan ratus unit rumah dengan lebih kurang 3.200 jiwa terkena musibah banjir yang melanda 15 RT pada Senin (14/1) dari
pukul 22.00 hingga pukul 08.00 WIB itu. Adapun jenis kerusakan materil yang dialami warga Kelurahan Tarempa meliputi delapan rumah warga yang hancur dengan tingkat kerusakan 100 persen.
Kemudian 12 unit rumah yang mengalami kerusakan hingga 80 persen (rumah miring/jebol), dua dapur rumah milik warga dengan tingkat kerusakan 10 persen, lima unit kamar mandi dengan kerusakan 100 persen,
uang tunai yang hilang dengan nilai Rp 60 juta, peralatan rumah tangga, kantor pemerintahan, sekolah, hingga rumah ibadah. Sementara, rumah beserta seisi rumah yang terendam banjir sebanyak 767 unit rumah.
Yohan, anggota Tagana dari Dinas sosial mengatakan, bantuan berupa dapur umum menjadi bantuan yang dibuat untuk mengakomodir keperluan korban banjir. Pada minggu pertama, sebanyak seribu nasi bungkus diberikan kepada warga yang membutuhkan makanan.
"Kami sifatnya memberikan bantuan agar korban bisa mendapat asupan makanan. Satu hari kami berikan tiga kali," ujarnya seraya mengatakan dukungan bantuan dari sejumlah pihak juga membantu dalam mempermudah distribusi logistik bagi korban banjir.(*)