REI Expo 2018
Sejumlah Sektor Mulai Positif Termasuk Properti. BI: Pengembang Jangan Biarkan Ruko Kosong
Terutama di supporting migas. Sekarang sudah ada yang dapat order. Kalau dulu mau bertanya saja masih ragu, apalagi order
Penulis: Dewi Haryati |
Laporan Tribun Batam Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Gusti Raizal Eka Putra menilai tren ekonomi Kepri, khususnya Batam, pada kuartal pertama 2018, mulai menunjukkan perbaikan.
Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Kepri ada di angka 2,01 persen, sedangkan posisi Batam sekitar 2,3 persen.
Tahun ini, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Kepri membaik, berkisar 2,5-3,1 persen, pada kuartal pertama 2018.
Ia melihat optimisme itu dari beberapa sektor andalan di Batam, yang kini kondisinya mulai membaik.
Baca: Ketua REI Yakin Sektor Properti Menggeliat Lagi. Duet Maut Ini Pemicunya
Gusti mencontohkan di sektor minyak dan gas (migas). Jika dibandingkan periode yang sama 2017, tahun ini mengalami peningkatan.
"Kita lihat di migas sudah mulai membaik walaupun belum pada posisi emas. Terutama di supporting migas. Sekarang sudah ada yang dapat order. Kalau dulu mau bertanya saja masih ragu, apalagi order," kata Gusti, Selasa (10/4/2018), saat menjadi pembicara di seminar Rapat Kerja Daerah DPD REI Khusus Batam.
Satu di antara perusahaan yang mendapat proyek pekerjaan di bulan-bulan pertama 2018 ini adalah PT McDermott.
Gusti menyebut sudah ada proyek yang akan dijalankan perusahaan ternama asal Amerika Serikat itu di Batam.
Sektor lainnya seperti elektronik dan semikonduktor juga mengalami peningkatan dari sisi kapasitas.
Jika sebelumnya diperkirakan kapasitas produksi mencapai 60-70 persen, kini mulai meningkat.
Bagaimana dengan pariwisata?
Gusti juga melihat peluang sektor pariwisata di Batam, dengan berbagai penyelenggaraan even-even kepariwisataan akan ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Batam.
"Adanya even-even pariwisata ini akan memberikan stimulus. Karena pariwisata merupakan sektor yang paling mudah dilakukan daripada industri baru," ujarnya.
Sektor lain yang dinilai bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kepri adalah dari properti.
Sektor properti, kata Gusti, ikut mencerminkan kondisi ekonomi di suatu daerah. Jika propertinya baik, maka growth-nya juga akan baik.
Sektor properti beberapa tahun terakhiur terjadi penurunan akibat adanya perlambatan di bidang konstruksi yang ikut mempengaruhi ekonomi Kepri.
"Indeks Harga Properti Residensial kalau kita lihat di grafik juga drop. Dua tahun terakhir ini turun. 2017 pertumbuhan yang paling rendah," kata Gusti.
Ia mengakui, sebelumnya banyak keluhan masyarakat terkait pelayanan Izin Peralihan Hak (IPH) di BP Batam.
Namun dengan adanya transformasi dan reformasi di BP Batam terutama terkait IPH, diharapkan nilai transaksi di Bea Peralihan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) mulai meningkat tahun ini.
"IPH ini bukan dilihat dari satu unit rumah saja, tetapi juga menyangkut pajak, PBB, jadi sumber pembiayaan di perbankan. Kalau eksekusinya bisa cepat dilakukan, kita optimistis Batam bisa bergeliat lagi," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Gusti juga memberi catatan terhadap banyaknya ruko-ruko kosong di Batam.
Ia meminta ada kebijakan dari pengembang untuk melakukan langkah strategis, supaya bisa memasarkan ruko tersebut saehingga tidak dibiarkan lama kosong,
"Kita lihat pengembang banyak bangun ruko, tapi banyak juga ruko kosong. Ini jadi tak bagus. Karena ada dampak ekonominya. Ekonomi stag. Jadi perlu ada kebijakan dari pengembang," kata Gusti.